Depresi, Suami Nekat Gantung Diri di Hari Lebaran

Depresi, Suami Nekat Gantung Diri di Hari Lebaran

Anggota Polsek Martapura saat mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) gantung diri. Deo/okutpos--

MARTAPURA, OKUTIMURPOS.COM - Diduga depresi dengan batera rumah tangga. Suami berinisial WD (27), warga Desa Bukit Napuh, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri tepat di hari lebaran ke III.
 
 
Peristiwa tersebut menggemparkan warga sekitar Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura, Senin 24 April 2023 sekitar pukul 20.00 WIB.
 
 
 
Dihadapan polisi, sang istri berinisial SP (21), warga Desa Bukit Napuh, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura mengaku, tidak ada yang aneh dengan gelagat sang suami. 
 
 
Saat itu, suami pulang dari luar rumah, seperti biasa ia bersama sang suami melakukan aktifitas sehari-hari menonton televisi bersama.
 
 
 
"Anak saya ini menangis, lalu saya gendong kedepan rumah supaya anak saya ini tidak menangis lagi," kata sang istri di TKP.
 
Setelah, anaknya yang baru berusia dua tahun itu tidak menangis lagi. Lalu sang istri kembali masuk kerumah lagi dan melihat sang suami tidak berada di depan televisi lagi.
 
 
 
"Saya kedalam rumah, suami saya tidak ada didepan televisi. Lalu saya mencari kedapur juga tidak ada," jelasnya.
 
Lalu, kata sang istri, memutuskan untuk mencari sang suami di atas rumah bertingkat. 
 
 
 
"Setelah naik tangga ke lantai atas, saya terkejut melihat posisi korban sudah tergantung lemas di kayu balok atap rumah,leher sudah terikat tali tambang," ujarnya.
 
Melihat sang suami dalam keadaan tergantung, sang istri pun isteris berteriak meminta tolong. Warga yang mendengar teriakan tersebut langsung mendekat ke sumber suara.
 
 
 
Warga yang datang langsung mengevakuasi korban yang ternyata telah meninggal dunia.
 
Kapolsek Martapura Kompol Tamimi SH MM melalui Panit 1 IPTU Miming dan Panit III IPTU Solehuddin membenarkan kejadian seorang warga Bukit Napuh, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura gantung diri. Namun pihak kepolisian tidak menjelaskan secara detail motif dibalik peristiwa tersebut. Namun diduga kuat karena depresi.
 
 
 
"Korban ini kepribadiannya mudah minder dan tidak mau bercerita kekeluargaannya ketika ada masalah yang dihadapi, namun keluarga sepakat untuk tidak melakukan otopsi dan segera memakamkan korban ke TPU Sungai Tuha," pungkasnya. (clau)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: liputan langsung