Seruan Erdogan dan Kecaman terhadap Serangan Israel di Gaza Palestina, Wapres Ma’ruf Amin Sebut Genosid

Seruan Erdogan dan Kecaman terhadap Serangan Israel di Gaza Palestina, Wapres Ma’ruf Amin Sebut Genosid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya bakal mendeklarasikan Israel sebagai penjahat perang kepada dunia--

Namun, 14 negara, termasuk Amerika Serikat dan Israel, menolak resolusi tersebut dengan alasan tidak menyebutkan serangan Hamas pada 7 Oktober.

Erdogan menjelaskan bahwa Turki mengecam serangan terhadap warga sipil Israel dan sangat ingin melihat dialog damai dan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza. 

"Saya ulangi seruan saya kepada pemerintah Israel... Dengarkan seruan kami untuk membantu yang tertindas dan buka pintu dialog untuk membangun perdamaian," desak Erdogan.

Di tempat Wakil Presiden Indonesia RI, Wapres Ma’ruf Amin,  menyatakan bahwa serangan Israel terhadap rakyat Palestina kini telah melampaui bela diri dan cenderung menuju genosida

BACA JUGA:Tambah Menggila Serangan Israel ke Gaza dan Tepi Barat Palestina, Begini Sikap Pemerintah Indonesia

"Dunia melihat ini sebagai lebih dari bela diri. Itu adalah pembantaian. Itu genosida," tegas Amin di Jakarta.

Amin juga menekankan upaya Indonesia, bersama negara-negara lain, untuk mendukung solusi 'dua negara' di forum PBB untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

 Dia menyebutkan tantangan dalam mendapatkan bantuan kemanusiaan, terutama di perbatasan Rafah di Mesir, dan meminta akses tanpa halangan.

Situasi di Gaza tetap kritis, dengan lebih dari 5.000 nyawa hilang dalam dua minggu terakhir akibat serangan Israel. Blokade telah mengakibatkan kekurangan pasokan esensial, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Menyikapi krisis yang meningkat, telah ada seruan untuk solidaritas global dan donasi untuk mendukung rakyat Palestina. 

Imbauan untuk bantuan kemanusiaan melalui cash waqf (wakaf) Darutauhid /Daarut Tauhid /DTpeduli telah dibuat untuk menyediakan kebutuhan esensial seperti air bersih, makanan, kesehatan, dan pendidikan bagi warga Palestina yang terkena dampak konflik.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: