Pesan KTT Luar Biasa OKI untuk Israel dan Presiden AS, Menlu RI Ditunjuk Jadi Juru Damai

Pesan KTT Luar Biasa OKI untuk Israel dan Presiden AS, Menlu RI Ditunjuk Jadi Juru Damai

Israel terus bombardir Gaza Palestina, terlihat asap dan api membumbung tinggi dari pemukiman warga. foto: abdalhkem instagram--

Jokowi juga mengajak negara-negara anggota OKI untuk bersatu dan berada di barisan terdepan dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.

Ia menekankan pentingnya gencatan senjata, percepatan bantuan kemanusiaan, dan dimulainya perundingan damai secepatnya.

"Bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperbanyak, perundingan damai harus segera dimulai, fasilitas publik dan kegiatan kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran serangan, dan Israel harus bertanggung jawab atas kekejaman yang telah dilakukan," urainya.

BACA JUGA:Grab Indonesia dan OVO Berikan Donasi Rp 3,5 Miliar untuk Gaza

Di tempat terpisah Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA) juga telah mengeluarkan pernyataan terkait situasi darurat di Gaza Utara, Palestina. 

Jens Laerke, Juru Bicara UNOCHA, menggambarkan kondisi di sana sebagai neraka di bumi.

Ia menggambarkan bahwa masyarakat Gaza Utara kini terjebak dalam spiral kematian, kekurangan, keputusasaan, dan pengungsian.

''Orang-orang yang berada di sana, sudut-sudut dari keberadaan mereka adalah kematian, kekurangan, keputusasaan, pengungsian, dan secara harfiah, kegelapan," ungkap Laerke.

Situasi semakin memburuk sejak 11 Oktober 2023 ketika jaringan listrik di seluruh Jalur Gaza dimatikan dan pasokan bahan bakar berhenti masuk.

Rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan tidak lagi memiliki akses terhadap listrik, membuat kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit.

BACA JUGA:TERBARU FATWA MUI: Dukung Palestina Wajib, Beli Produk yang Dukung Agresi Israel Haram

UNOCHA juga melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengirimkan truk bantuan ke utara Gaza karena perang di wilayah yang terkepung itu masih berkecamuk.

PBB baru-baru ini memperingatkan bahwa warga Palestina harus menghadapi genosida yang besar-besaran akibat serangan udara dan pengepungan total terhadap Jalur Gaza oleh pemerintah Israel.

Menurut laporan UNOCHA, jumlah korban jiwa Palestina dalam konflik ini sudah melampaui 11 ribu orang, sekitar 9 kali lipat lebih banyak dari korban jiwa Israel.

Korban jiwa Palestina di Jalur Gaza berjumlah 11.078 orang, di Tepi Barat 172 orang, sementara korban jiwa Israel sekitar 1.247 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: