Festival Sriwijaya Torehkan Sejarah Masuk Agenda Kharisma Event Nusantara 2023
Festival Sriwijaya Torehkan Sejarah Masuk Agenda Kharisma Event Nusantara 2023. Foto: Humas Pemprov Sumsel--
Kembangkan Sektor Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal
PALEMBANG, OKUTIMURPOS.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf/Baparekraf) RI.
Mengapreasi masuknya Festival Sriwijaya dalam 110 Kharisma Event Nusantara 2023.
BACA JUGA:Dexa Group-Pemprov Sumsel Kolaborasi Tekan Angka Stunting di Sumsel
"Luar biasa event pertunjukan budaya dan pariwisata merupakan salahsatu upaya mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Serta konservasi budaya di Sumatera Selatan sebagai unit daerah dengan strategi promosi melalui penyelenggaraan event yang berkualitas seperti halnya festival Sriwijaya ini,” ungkap Staf Ahli Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf RI Fadjar Hutomo, ST, MMT, CFP saat memberikan sambutan pada pembukaan Festival Sriwijaya XXXI Tahun 2023,l yang dipusatkan di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang Kamis (23/6) malam.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Bawaslu OKU Selatan, 3 Tersangka Bakal Disidang
Menurut Fadjar mengatakan, Festival Sriwijaya telah masuk dalam 110 Karisma Event Nusantara 2023 yang diharapkan berdampak pada kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional.
“Kita bisa melihat sendiri bagaimana festival ini telah memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat Sumatera Selatan, dan khususnya kota Palembang. Tak hanya memberikan hiburan tetapi juga kesejahteraan. Saya melihat sendiri banyak yang terlibat dan mendapatkan manfaat secara ekonomi dari kegiatan ini,” tandasnya.
BACA JUGA:Bupati Enos Masuk Satgas Karhutla di Sumsel, Ini Dia Tugasnya
Sementara itu Gubernur Sumsel H. Herman Deru menegaskan event Festival Sriwijaya ke XXXI membuktikan Provinsi Sumsel tetap komitmen dalam mempertahankan budaya asli Sumsel dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari birokrasi, pelaku seni dan budayawan dari Kabupaten/ kota.
“Sebagai perwujudan komitmen mempertahankan kearifan lokal. Kita membuat Perda mengenai kearifan lokal mulai dari tanjak, gegaman dan bahan tenun, termasuk songket, yang telah kita masukan dalam Perda," kata Herman Deru mengawali sambutannya.
BACA JUGA:Hari Bhayangkara, Polres OKUT Bersama Insan Pers Kompak Gelar Doa Bersama Hingga Beri Bantuan Sosial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: