Eliezer vs Sambo: Duren Tiga Wahana Adu Nyali Mengurai 54 Hari Kematian Brigadir Yosua
Bharada E dan Irjen Pol Ferdy Sambo-Foto: Dok/Ilustrasi: Syaiful Amri-disway.id--
JAKARTA,OKUTIMURPOS.COM - Hari ini, Selasa 30 Agustus 2022 tepat 54 hari Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir dibunuh.
Tubuh Brigadir J meregang nyawa di tangan Bhadara E. Kronologi awal ini dikemas dalam drama polisi tembak polisi yang akhinya pecah mengungkap tabir kebongongan.
Lalu bagaimana cerita kelam itu terjadi? Mantan Kuasa Hukum Keluarga Bharada E, Muhammad Baharuddin sempat membeberkanya.
Peristiwa berdarah pada Jumat 8 Juli 2022 sore di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan itu pernah diutarakan Bharada E kepadanya.
Insiden penembakan itu diawali oleh sebuah perintah. Brigadir J diminta masuk ke dalam rumah oleh Ferdy Sambo.
Tidak lama kemudian Brigadir J diminta untuk jongkok serta dijambak. Peristiwa ini diduga dilakukan Ferdy Sambo.
Selanjutnya mantan Kadiv Propam itu memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir Yosua. Dari pengakuan Bharada E, mereka berempat sudah di dalam.
“Riki disuruh panggil Yosua. Begitu masuk Brigadir J masuk di TKP, disuruh jongkok,” jelas Burhanuddin.
“Ya, dia disuruh bosnya. Bos-nya yang dimaksud atasannya (Ferdy Sambo, red),” jelasnya.
Saat di TKP, ada Ferdy Sambo (FS), Riki, dan Bharada E. Namun, istri Irjen Ferdy Sambo Putri Candrawathi yang saat kejadian berada di dalam kamar.
“Sebelum dieksekusi, rambut Brigadir J sempat dipegang, lalu Bharada E diperintahkan untuk menembak Brigadir Yosua. Ini pengakuan Bharada E). Woy tembak, tembak, tembak gitu,” tuturnya.
Lalu siapa yang menjambak rambut Brigadir J tak lain dan tak bukan adalah Ferdy Sambo.
Ditambahkan Burhanuddin, saat dirinya dipercaya sebagai pengacara, Bharada E belum buka suara penuh terkait motif dibalik penembakan yang diperintahkan Irjen Ferdy Sambo.
“Saat kami tanya peristiwa itu, Bharada E menyebut, ada bagian peristiwa di Magelang. Hanya itu,” jelas Burhanuddin.
Ia juga menyebutkan, sosok penembak Brigadir J yang dipublish baru satu orang, yakni Bharada E yang mengaku menjadi penembak pertama.
“Dia (Bharada E) bilang ada, tapi dia belum tuntas (menceritakan kronologinya),” kata Burhanuddin.
Usai peristiwa penembakan itu terjadi, sekitar pukul 20.30 WIB ada cerita lain yang didapat dari Duren Tiga.
Ferdy Sambo menghubungi beberapa orang. Ada anggota DPR, orang-orang di lingkaran Polri, Komnas HAM, LPSK sampai seorang pemimpin redaksi salah satu stasiun televisi.
Tak berselang lama komunikasi yang dilakukan Ferdy Sambo selesai, beberapa orang anggota Polri baret biru, datang bersamaan dengan mobil bak terbuka dan ambulance.
Kemudian terlihat kantong jenazah berwarna biru dibawa ke dalam ruang bedah mayat.
Jenazah tersebut adalah Brigadir J yang tewas akibat luka tembakan dan beberapa luka-luka yang diduga akibat penyiksaan.
Masih menjadi pertanyaan, bagaimana jenazah Brigadir J dikeluarkan dari rumah Ferdy Sambo? Dan bagaimana Jenazah dibawa ke RS Polri?
Karena jika mengikuti SOP, ambulance yang masuk ke Perumahan Duren Tiga seharusnya menyalakan Sirine ambulance.
Sementara tidak ada warga yang mengetahui kapan dan bagaimana kendaraan yang masuk kemudian keluar membawa jenazah Brigadir J.
Masih menjadi pertanyaan juga, bagaimana Tim Inafis dan ahli Forensik melakukan pemeriksaan.
Karena jika benar mereka datang, seharusnya kondisi dan situasi adalah seperti Tim Inafis dan ahli Forensik yang datang tiga hari setelah tewasnya Brigadir Yosua dan banyak warga yang melihat aktivitas mereka
Namun sekali lagi, saat kejadian 8 Juli 2022 warga tidak melihat aktivitas tersebut. Ini yang seharusnya pula dikejar penyidik Bareskrim Polri.
Dari rekaman CCTV di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo, ponsel sampai kronologi bagaimana jenazah Brigadir J itu bisa sampai di rumah sakit.
Pengamat sekaligus Pemerhati Kebijakan Publik Jerry Massie mengatakan tidak pernah dijelaskan dalam press rilis atau keterangan dari Polri dan Komnas HAM, bagaimana jenazah itu bisa tiba di rumah sakit.
Menariknya lagi ada upaya Komnas HAM tidak secara utuh menyampaikan data dan temuan yang ada.
Terselip Rumor Gelap
Kabar atau rumor gelap yang bisa disampaikan Irjen Pol Ferdy Sambo tidak hanya berkutat pada kronologi kematian Brigadir J.
Pria yang kini dipecat dari Polri bisa meluruskan rumor gelap tentang kondisi rumah tangganya.
Kabar sumir yang masuk, Sambo sudah tidak akur dengan istrinya Putri Candrawathi, bahkan sering pisah rumah. Puncaknya terjadi pada 8 Juli 2022.
Kejadian bermula saat Putri Candrawathi pulang dari Taruna Nusantara Magelang selepas menjenguk anak mereka yang masuk pendidikan di sana.
Sebelumnya Brigadir J atau Brigadir Yosua masih sempat berkomunikasi dengan Keluarganya melalui Whatsapp Group.
Kemudian sekitar pukul 10:00 WIB, Brigadir J meminta izin kepada Keluarganya di Whatsapp Group untuk meninggalkan percakapan saat itu. Hingga akhirnya keluarga kedatangan Brigadir J namun sudah dalam kondisi tak bernyawa yang diantarkan oleh orang-orang dekat Ferdy Sambo.
Noda di Pakaian Brigadir J
Keluarga besar Brigadir J mempertanyakan pakaian yang dikenakan Brigadir J usai peristiwa penembakan terjadi pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.
Insiden penembakan di rumah dinas komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, terus menuai misteri yang hingga kini belum terungkap meski kasusnya telah ditarik dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim, Polri.
“Kami menanyakan beberapa bagian dari baju termasuk ponsel Brigadir J yang sampai hari ini belum juga dikembalikan,” ungkap Kamaruddin Simanjuntak.
Kamaruddin menduga pakaian-pakaian sampai celana diamankan untuk tujuan tertentu, sampai ada upaya penghilangan barang bukti.
“Di mana sekarang pakaian, celana sampai ponsel Brigadir J. Kami menduga itu disembunyikan untuk menghilangkan barang bukti,” imbuhnya.
Dari pakaian itu akan terlihat bekas tembakan, bekas lubang peluru sampai noda darah yang membekas di pakaian. Bukti ini bisa menjadi petunjuk cerita dari kebenaran insiden polisi tembak polisi yang pernah disampaikan pihak Polri.
“Ada upaya menghilangkan barang bukti, kalau ini benar, orang itu bisa menjadi saksi, apa tujuannya,” terang Kamaruddin seraya menanyakan pula sepatu yang dipakai Brigadir J yang hingga kini belum dikembalikan.
Seperti diketahui usai penetapan Putri Chandrawathi sebagai tersangka, muncul kembali isi Chat Mesra 'Aku Bersyukur Memilikimu'. Chat itu juga dibarengi dengan kue ulang tahun spesial.
Anehnya chat mesra itu jauh berbeda ketika Putri Candrawathi justru diduga membantu Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J.
Ya, misteri kasus kematian Brigadir J memang perlahan terungkap setelah istri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi resmi ditetapkan sebagai tersangka Jumat 19 Agustus 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id