Sejarah Siti walidah Salah Satu dari 16 Pahlawan Wanita, Pendiri Aisyiyah

Sejarah Siti walidah Salah Satu dari 16 Pahlawan Wanita, Pendiri Aisyiyah

Nyai Ahmad Dahlan --

Siti Walidah lahir di daerah Istimewa Jogyakarta pada tahun 1872 Tumbuh di keluarga yang erat akan Agama

OKUTIMURPOS.COM - Kiprah dan perjuangan Siti Walidah dimulai ketika beliau ikut serta dalam merintis kelompok pengajian wanita Sopo Tresno pada tahun 1914.

Siti Walidah lahir di daerah Istimewa Jogyakarta pada tahun 1872, Siti Walidah Tumbuh di keluarga yang erat akan Agama di besarkan tanpa adanya pendidikan kritis.

Menjelang dewasa Siti Walidah di Nikahkan oleh ayahnya dengan seorang Ulama yang cukup hebat pada masa itu, yaitu dengan K.H Ahmad Dahlan.

Seorang K.H Ahmad Dahlan sendiri seorang pendiri Organisasi Islam Muhammadiyah, dan setelah menikah nama dari pahlawan Siti Walidah tidak lagi di kenal di masa itu, nama aslinya tidak diganti tapi dia di kenal dengan sebutannya yang sebut Nyai Ahmad Dahlan.

BACA JUGA:Catat, Ini Sejarah 16 Pahlawan Nasional Perempuan, Ratu Kalinyamat Terbaru yang Dinobatkan Tahun 2023

Sepak terjang Siti Walidah sangat besar dan di cintai banyak masyarakat pada kala itu dengan melakukkan tindakkan pengadaan pendidikan bagi Perempuan saat itu.

Dia membukan salah satu kelompok pengajian wanita.

Seiring bejalannya pada masa itu organisasi yg di dirikan oleh Pahlawan Nasional yaitu Siti Walidah menjadi Aisyiyah dengan mengajarkan dan menyebarkan Agama Islam juga pendidikan bagi kaum perempuan, nama itu di ganti pada saat malam peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada 22 april 1917.

Organisasi Aisyiyah banyak peminatnya sehingga menjadi besar dan berkembang secara cepat dengan mengasuh anak yatim dan memberikan pendidikn kepada perempuan pada masa itu.

Tegaknya organisasi ini memberikan ruang untuk perempuan untuk belajar. Pada 1926, Siti Walidah memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Ia menjadi wanita pertama yang memimpin konferensi itu. Hingga 1934, Nyai Ahmad Dahlan terus memimpin Aisyiyah.

BACA JUGA:Alhamdulillah, Kafilah Sumatera Selatan Raih Prestasi Membanggakan di STQH Nasional XXVII 2023, Masuk 3 Besar

Aisyiyah sempat di larang beroprasi pada masa penduduk jepang tepatnya pada 10 September 1943. Meskipun pada saat itu tidak lagi memimpin Asiyiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: