Arang Kayu di ‘Tugu Monas’
Ujang, operator eskavator yang lari ke bisnis arang kayu-baik-liputan
Saking lamanya keliling, kata Ujang dia terlambat menikah. Dia baru berumah tangga pada 2016. Enam tahun lalu. Sekarang sudah dikarunia seorang anak. Yang saat ini masih di bangku TK.
“Saya bosan pak. Keliling. Yang namanya proyek tidak tentu. Kadang juga ada pekerjaan, kadang tidak. Kemudian kadang-kadang juga dapat pekerjaan ikut proyek, upahnya sering macet. Saya sering kecewa. Jadi daripada sering kecewa ya lebih baik buka usaha sendiri,” aku Ujang.
Kini Ujang sudah dua tahun membuka usaha produksi arang kayu. Bahan bakunya dari kayu racuk. Bahan baku ini dia dapat dari penyuplai yang datang ke tempatnya. Per satu truk (rata dengan bak) kata Ujang harganya Rp 900 ribu.
”Kalau kubiknya saya tidak tahu pak. Tapi yang jelas rata dengan bak mobil truk (setinggi bak truk). Itu harganya Rp 900 ribu. Kita terima di tempat,” aku Ujang.
Dari bahan baku kayu satu truk itu, hasilnya bisa mendapatkan 70 karung arang. Karung plastik sedang. Kisaran 50 kg muatannya. Maksudnya kalau diisi beras. Kalau berisi arang tidak sampai 50 Kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan