Mas Parno, Pengusaha yang Peduli Budaya

Mas Parno, Pengusaha yang Peduli Budaya

Ki Soeparno Wonokromo memberikan potongan tumpeng kepada Ki Manteb Soedharsono dalam sautu acara-repro-Buku Ki Parno Sang Dalang

KI Soeparno Wonokromo (Disadur dari Buku Ki Parno Sang Dalang)

*Mengenang 2 Tahun Meninggal H Soeparno Wonokromo, Raja Koran dan TV Lokal Sumbagsel, Jawa Barat, dan Jawa Tengah


Oleh: Purwadi


Penulis Buku Ki Parno Sang Dalang, yang telah tiada adalah Ki Manteb Soedharsono. Guru dalang sekaligus teman Bos Parno ini meninggal dunia 2 Juli 2021. Tujuh bulan dari Bos Parno wafat.

Berikut komentar Ki Manteb Soedharsono : "Mas Parno, Pengusaha yang Peduli Budaya"


Ki Manteb mengaku kenal dengan Bos Parno sejak 2008. Waktu itu Bos Parno selaku Ketua Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) mengadakan Saresehan Pedalangan se Sumatera Selatan.

Nah, Pepadi Pusat mengutus Ki Manteb sebagai narasumber. Gayung pun bersambut. Ternyata Bos Parno sebagai Ketua Pepadi Sumsel sudah lama tertarik dengan dunia pewayangan.

Saya tahu betul ketika bertugas di Lubuklinggau, Bos Parno ketika berkunjung ke daerah. Menurut Kak Tohir, sopirnya, Bos Parno sering mendengarkan wok man--isinya lakon pewayangan.

Sehingga wajar ketika ketemu Ki Manteb, Bos Parno langsung memutuskan untuk belajar ndalang (berguru). Apalagi Ki Manteb memang idolanya Bos Parno.

Ki Manteb juga dengan senang hati membimbing Bos Parno untuk belajar mendalang.

"Mas Parno termasuk yang cepat menangkap materi pelajaran pewayangan. Karena memang Mas Parno menyukai wayang," ujar Ki Manteb Soedharsono.

Saat belajar ndalang, kata Ki Manteb, saking fanatiknya dengan pedalangannya, Bos Parno membeli satu kotak pradan sekalian gawang kelir ukiran.

"Itu (wayang pradan dan gawang kelir ukir) wayang kesayangan saya. Karena Mas Parno ingin sekali memiliki wayang itu," papar Ki Manteb.

Menurut pandangan Ki Manteb, kemampuan Bos Parno mendalang sudah mulai mapan. "Istilah Jawa nya sudah ndalang-i," tambah Ki Manteb.

Style atau gaya ndalang Bos Parno kata Ki Manteb tergolong menyenangi lakon wayang klasik. Alur cerita atau lakonnya pakem bukan karangan.

Bos Parno juga dalam menyajikan lakon wayang tidak hura hura serta tidak suka musik dan pelawak.

"Saya punya cita cita Mas Parno jadi dalang hebat. Saya yakin bisa. Dan ternyata memang bisa. Apalagi Mas Parno adalah Ketua I Pengurus Pepadi Pusat," ujar Ki Manteb lagi.

Dalam mendalang, orientasi Bos Parno kata Ki Manteb berbeda dengan dirinya.

"Mas Parno orientasinya bukan bisnis. Hanya hiburan dan untuk menghidupi (nguripi) budaya. Jadi Mas Parno itu pengusaha yang peduli Budaya. Khususnya dunia pewayangan," tutup Ki Manteb Soedharsono.

BACA JUGA:5 Pengisi Buku Ki Parno Sudah Tiada

 

 



Kenangan yang paling berkesan bagi Ki Manteb, ketika tampil bersama di kantor PLN pusat Jakarta. Saat itu, yang tampil mendalang sebelum Ki Manteb adalah Margiono, mantan Ketua PWI Pusat dan Ki Soeparno Wonokromo.

H Mochamad Zadjuli :
"Sederhana, Tidur Sekamar Berempat saat Buat Perusahaan Baru"

HM Zadjuli atau yang sering disapa Mas Juli telah wafat pada 26 Juli 2021 atau 7 bulan dari meninggalnya Bos Parno.

Bagi Mas Juli banyak pengalaman hidup dari Bos Parno yang bisa dicontoh. Seperti kesederhanaannya. Tidak berlebihan dalam segala hal dan selalu kerja keras.

Bentuk sederhana dan tidak mau diistimewakan kata Mas Juli.

Setiap ada rapat atau pertemuan di grup Jawa Pos, Bos Parno selalu minta temani tidur.

"Kalau kami pergi sama sama ketika rapat atau acara di Jawa Pos, beliau selalu minta temani tidur. Tidak seperti bos bos lainnya," ujar Mas Juli.

Pernah suatu ketika lanjut Mas Juli, saat mendirikan koran Bandung Ekspres (sekarang Jabar Ekspres). Mereka tidur sekamar berempat.

"Waktu itu, saya, Pak Parno, Mas Arif (sekretaris WSM) dan Pak Yanto Radar Cirebon. Ini kan merintis perusahaan baru, jadi kita tidur sekamar saja ya dek," kata Mas Juli menirukan ucapan Bos Parno.

Soal kinerja. Mas Juli pun sangat salut. Pokoknya kerja keras. Sesuai motto Pak Dahlan Iskan. Kerja. Kerja kerja.

Dalam hal prestasi kata Mas Juli, perusahaan yang dibawah komando Bos Parno selalu masuk tiga besar.

"Dan setiap menerima penghargaan Pak Parno tidak mau maju kedepan menerima penghargaan. Beliau selalu menyuruh anak buahnya, saya atau yang lainnya," tambah Mas Juli.

Kemudian satu lagi. Bos Parno ketika memotivasi karyawannya, pesannya ketika bekerja anggaplah perusahaan itu milikmu. Sehingga anak buahnya sangat giat dalam bekerja ngopeni perusahaan.

(Bersambung)













Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: buku ki parno sang dalang