Waspada Pasien DBD di OKU Selatan Meningkat, Didominasi Balita dan Anak-anak

Waspada Pasien DBD di OKU Selatan Meningkat, Didominasi Balita dan Anak-anak

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) OKU Selatan mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir--

MUARADUA,OKUTIMURPOS.COM - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) OKU Selatan mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Pasien DBD yang dirawat di RSUD OKU Selatan didominasi oleh balita dan anak-anak akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.

Direktur RSUD Muaradua, dr Eric Destiano, Sp.PD, melalui Kasi Humas Sudibyo, SKM, membenarkan jika belakangan ini terjadi lonjakan pasien DBD.

"Benar, sekarang memang terjadi peningkatan pasien DBD yang dirawat disini. Para pasien itu di dominasi balita dan anak - anak," kata Sudibyo, Jumat (28/7), seperti dikutip dari okuselatan.disway.id.

Hingga saat ini, RSUD Muaradua merawat lebih dari 9 pasien DBD, dan beberapa dari mereka sudah sembuh.

Menurutnya,Kondisi cuaca yang tidak menentu, seperti perubahan dari musim hujan ke kemarau atau sebaliknya, menjadi salah satu faktor yang memicu peningkatan kasus DBD.

BACA JUGA:Dituntut 4 Tahun dan Denda 200 Juta, 2 Terdakwa Kasus Korupsi Anggaran di DLHK OKUS Wajib Mengembalikan Uang

“Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap penyebaran DBD,” ujarnya.

Penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan menguras genangan air dan menutup tempat sampah yang dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk.

“Gejala awal DBD meliputi demam yang tidak kunjung turun,” tambahnya.

Masyarakat diminta untuk menerapkan pola hidup sehat dan pihak terkait diharapkan untuk melakukan upaya pencegahan, termasuk fogging di daerah-daerah yang sudah ada kasus DBD.

Arman salah seorang keluarga pasien, mengharapkan tindakan pemerintah yang cepat dan tepat untuk mengatasi peningkatan kasus DBD dan mencegah penyebaran lebih lanjut, terutama pada balita dan anak-anak yang rentan terhadap penyakit tersebut.

Dikutip dari promkes.kemekes.go.id Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.

Di Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air.

Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak, sakir kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita.

BACA JUGA:Tanah Longsor Tutup Badan Jalan di OKU Selatan, Akses Menuju 3 Kecamatan Lumpuh

Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan demam yang cukup tinggi 400C, kemudian pada fase ke-dua penderita mengalami fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam hingga 370C dan penderita akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah (pendarahan).

Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7 ini, penderita akan merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan perlahan naik kembali normal kembali.

Sampai saai ini BD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.

Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup masyarakat.

Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan sakit.

BACA JUGA:Banjir Bandang di OKU Selatan, 1 Unit Rumah Hanyut, 3 Warga Dikabarkan Hilang Terbawa Arus

Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba, maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor).

Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk dewasa.

Apa yang harus anda ketahui agar dapat mencegah DBD :

DBD adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas (demam) disertai pendarahan yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti  yang hidup di dalam dan di sekitar rumah.

Cegah penularan DBD dengan memutus rantai penularan DBD, Membentuk Jumantik (Juru Pemantau Jentik) terbukti berhasil menurunkan jumlah kasus DBD. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: