Media Gotong Royong

Media Gotong Royong



Sebelum wisata tour, acara pembukaan digelar di Hotel Spring Hill Grand Tulip Lampung. Disinilah Agus Striyono menjadi salah satu pemateri.



Ajang pertemuan tahunan ini juga dimanfaatkan oleh manajemen SKK Migas untuk memaparkan hasil kinerjanya selama 1 tahun. Capaian target dan lain lain.



Peserta sangat antusias mengikuti paparan Agus. Tema: Kemandirian Ekonomi Media. Bagaimana strategi mempertahankan eksistensi media ditengah gempuran arus globalisasi media?



Untuk bertahan hidup. Tidak ada jalan lain, pelaku media harus menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Sehingga Platform media pun harus berubah. Media arus utama (cetak) mau tidak mau juga harus menyesuaikan diri.


Peserta yang terdiri atas 80 an wartawan dari media se Sumsel, sebagian besar mengacungkan tangan untuk bertanya. Yang menarik konsepnya gotong royong (kolaborasi).



"Bagaimana nian barang itu. Sepertinya menarik, kita tidak perlu keluarkan modal besar, tetapi mendapatkan manfaat yang besar," ujar Wiwin yang duduk di sebelah penulis.



Terutama strategi mendapatkan uang (cuan) dari dunia media digital. Kuncinya, kata Agus adalah konten. Minimal satu bulan 1000 tulisan (berita) maupun konten lainnya.


PRMN menawarkan dua bentuk kerjasama. Yakni menjadi subdomain pikiranrakyat.com atau murni hanya menggunakan teknologi IT pikiran rakyat lewat Promedia Teknologi.


"Ini yang kami tawarkan. Saat ini PRMN sudah memiliki hampir 300 media di seluruh Indonesia yang bergabung menjadi subdomain PR," ujar Agus.



Memang materinya relevan dengan kondisi saat ini. Dimana hampir seluruh media kewalahan. Jangankan untuk untung, bertahan hidup pun itu sudah luar biasa. Butuh perjuangan yang keras.



Media arus utama (cetak) sebagian besar mulai merubah ke media digital. Baik koran digital maupun media online yang berbasis website. Dan itu tadi, modal investasinya tidak kecil.



"Berharap hasil yang besar tetapi menggunakan server yang sewanya Rp 1 juta per tahun. Mana mungkin. Itu mustahil," tegas Agus.



Agus yang pernah bekerja di Kompas Grup. Di salah satu media/majalah di sana merasa tertantang. Dia terus melakukan kajian lapangan. Dan sembari mencari pemodal yang mau bermitra dengannya.



Walhasil, ketemu patnernya. Mereka sepakat membangun sistem media digital sendiri.



"Teknologi yang kita ini terus berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan. Server kita unlimited (tidak terbatas). Memang harus begitu," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: liputan