Semakin Panas: Israel Tutup Masjid Al-Aqsha

Semakin Panas: Israel Tutup Masjid Al-Aqsha

Demo di Libanon mengutuk serangan Israel --

Semakin Panas: Israel Tutup Masjid Al-Aqsha

YerusalemOKUTIMURPOS.COM- Tensi terus  meningkat di kawasan Timur Tengah setelah kepolisian Israel menutup Masjid Al-Aqsha, suci bagi umat Islam.

Keputusan tiba-tiba ini mengundang kemarahan dari berbagai pihak, termasuk Indonesia.

Berdasarkan laporan kantor berita Palestina WAFA dan Al Arabiya, Wakaf Islam, organisasi yang bertanggung jawab atas pengelolaan kompleks suci tersebut, menginformasikan bahwa Kepolisian Israel menutup semua gerbang menuju Masjid Al-Aqsha.

Umat Muslim dilarang masuk, sementara kelompok Yahudi diizinkan berdoa di lokasi tersebut.

Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof. DR. KH. Asrorun Niam Sholeh, menegaskan bahwa penutupan tersebut bisa memicu reaksi global.

BACA JUGA:Seruan Erdogan dan Kecaman terhadap Serangan Israel di Gaza Palestina, Wapres Ma’ruf Amin Sebut Genosid


Demo mengutuk Israel juga terjadi di Palembang Sumatera Selatan. Foto; Usta sumeks.co--

"Tindakan brutal oleh Israel harus mendapat perhatian dari negara-negara lain," kata Kiai Niam.

Berdasarkan kesepakatan yang ada, non-Muslim boleh mengunjungi kompleks suci tersebut.

Namun, hanya Muslim yang diizinkan beribadah di sana.

Pelanggaran status quo ini tentu menjadi titik api baru di kawasan tersebut.

Seiring dengan keputusan kontroversial ini, operasi darat Israel di Gaza semakin intensif.

Video yang telah diverifikasi menunjukkan tank-tank Israel beroperasi di Jalur Gaza, menandai eskalasi serangan darat di kawasan tersebut.

Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengecam keras tindakan Israel terhadap Palestina.

"Indonesia mengutuk keras serangan acak di Gaza," ujar Jokowi.

BACA JUGA:Konflik di Gaza Tambah Mengerikan, PBB Minta Gencatan Senjata dan RS Indonesia di Gaza Kehabisan Listrik

Ia juga mengumumkan akan segera mengirim bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Sementara itu, ratusan pasien terjebak di rumah sakit di Gaza.

Mereka tidak dapat dievakuasi meskipun ada ancaman serangan.

Direktur Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, Bassam Mourad, mengatakan telah menerima peringatan untuk mengevakuasi pasien.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan operasi darat di Gaza memasuki "tahap kedua" dan akan menjadi perang "panjang dan sulit" melawan Hamas.

Netanyahu juga menyatakan keprihatinannya atas serangan yang meningkat di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menguraikan tiga tahap perang.

Pertama, menghancurkan infrastruktur Hamas yang bersembunyi di Gaza.

Kedua, menghilangkan resistensi.

Dan ketiga, membentuk realitas keamanan baru bagi Israel.

Krisis ini semakin memburuk dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

Netanyahu dengan tegas menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa Pasukan Pertahanan Israel adalah "tentara moral".

Situasi di Timur Tengah kini semakin rumit dengan banyak negara menyerukan solusi damai dan penyelesaian konflik.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: