Bimtek Pengendalian Hama Terpadu dengan Burung Hantu Atasi Hama Tikus Tingkatkan Produksi Pertanian OKU Timur

Pelatihan sistem pengendalian hama terpadu (OPT Tikus) dengan pengendalian hayati (burung hantu) dari Dinas Pertanian OKU Timur --
Diharapkan sinergi bersama dalam sosialisasi dan bimtek pengendalian hama dengan agen hayati sehingga konsep pertanian presisi dengan memperhatikan aspek ekologi dapat terlaksana.
“Diharapkan Petani lebih mandiri dalam pengendalian hama terpadu ini dengan agen hayati, sehingga Petani kita dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam pengendalian hama, upayakan yang ada di alam."Jelasnya.
Untuk hama tikus bisa terkendali dengan agen hayati salah satunya lestarikan burung hantu, konsepnya kembalikan dari alam sehingga nanti diharapkan ekosistem yang terbentuk terjaga, saling membutuhkan dan terjadi keseimbangan ekosistem.
“Peran aktif Penyuluh Pertanian utamanya PPEP diharapkan bisa melaksanakan sosialisasi kepada petani pendampingan dan melakukan bimbingan untuk penerapan agen hayati burung hantu dan pemasangan Rubuha di WKPP masing-masing,” terang Yudi.
Kemudian, Sudigyo selaku Analis Pemanfaatan Teknologi Dinas Pertanian OKU Timur mengatakan dengan adanya pelaksanaan bimtek tentang agen pengendali hayati berupa burung hantu.
diharapkan petani memahami yakni, Pertama, bahwa burung hantu adalah musuh alami bagi hama tikus, burung hantu bukan hanya dilestarikan keberadaan, namun juga diberdayakan dan dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati dalam proses pengendalian hama tikus.
BACA JUGA:Ribuan Penyuluh Pertanian Ikut Uji Kompetensi, Gubernur: Dorong Petani Jadi Entrepreneurship
Kedua, Diharapkan juga Petani paham bagai mana cara memanfaatkan dan memberdayakan burung hantu sehingga dapat efektif dalam mengurangi hama tikus.
Ketiga, Petani memahami bahwa burung hantu adalah hewan nokturnal (aktif di malam hari) sehingga bisa petani juga bisa memberikan pemahaman kepada para petani pemelihara/pembudidaya burung walet, bahwa burung hantu bukan musuh mereka.
“Mari bersama-sama memanfaatkan kearifan lokal dalam proses budidaya tanaman yang berkelanjutan, sehingga bukan cuma meningkatkan produksi tetapi juga menjaga kelestarian alam," terangnya.
Mari bergerak bersama dalam pengendalian hama dengan agen hayati. Musuh alami bagi hama tikus dengan burung hantu. Maka, burhan bukan hanya dilestarikan keberadaan, namun juga diberdayakan dan dimanfaatkan sebagai agen pengendalian.
"Harapannya PPL dan PPEP adalah mereka mampu menyampaikan hasil bimtek ini ke seluruh wilayah binaannya dan mengajak petani menerapkan kegiatan ini agar nantinya hama tikus terkendali dan produksi padi terus meningkat,” jelas Sudigyo pada awak media pada Jumat (20/10/2023).
Sudigyo menuturkan tindak lanjut dari kegiatan bimtek tentang pengendalian hama terpadu, berupa pemanfaatan dan pemberdayaan burung hantu ini bahwa Petani bersama Petugas (PPL dan POPT) melakukan pengkajian dampak positifnya sebagai bahan untuk dijadikan acuan dalam penerapan kegiatan serupa pada tempat-tempat lain di wilayah OKU Timur.
Dari data pengkajian yang diperoleh, dilanjutkan sebagai bahan laporan kepada pemerintah untuk dapat memperluas informasi melalui program serupa, keseluruh wilayah di Kabupaten OKU Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: