Hijrah Media
Ilustrasi penggunaan multimedia-download-internet
Pertanyaan saya tulis lewat room chat pada layar Zoom.
Acara Zoom itu, kira-kira sebelum Covid 19 masuk ke Indonesia, 4 tahun lalu (2019). Katanya, media cetak (koran dan sejenisnya) sudah tamat.
BACA JUGA:Dipimpin Feri Hadiansyah, DLH OKU Timur Raih Penghargaan Apresiasi ProKlim
Kalau pun belum tamat perlu kerja super ekstra. Jawaban Bos Dahlan ini ditulisnya dan terbit di portalnya, lebih tepatnya Blog Disway.id.
Belum menjadi domain website yang berjaringan besar seperti sekarang (DNN-Disway National Network). Waktu itu dan hingga sekarang, Bos Dis setiap hari menulis di Disway.
Soal apa saja tak lepas dari sorotannya. Sangat produktif.
Saya sendiri belum sanggup berkomitmen untuk menulis setiap hari seperti Bos Dis. Mungkin karena saya kurang keras kemauannya, atau juga karena kering ide.
Karena menulis esay (kolom) gaya Bos Dis tidaklah mudah.
Butuh ide, gagasan, dan mampu membaca persoalan di masyarakat yang sedang trend. Bahasa medsosnya masalah yang lagi viral.
Pokoknya berbagai alasan kalau kita mencari alasan kenapa tidak bisa menulis.
Sementara berbagai cara pula jika sudah berkomitmen seperti Bos Dis untuk menulis.
Di mana pun, kapan pun. Di bandara, di mobil, di pesawat, Bos Dis bisa menulis. Asal ada handpon dan signal untuk mengirim tulisan ke redaksi.
Kalau pun ketinggalan HP-nya atau kelupaan, hilang, Bos Dis pakai HP siapa saja, atau beli HP baru.
BACA JUGA:Warga Keluhkan Debu dan Jalan Rusak
Terpenting baginya Disway harus update dan sampai ke pembacanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan