Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Metode Rukyatul Hilal dan Hisab, "Bukan Untuk Diperselisihkan"
Ilustrasi-ist-net--
Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Metode Rukyatul Hilal dan Hisab, "Bukan Untuk Diperselisihkan"
JAKARTA, OKUTIMURPOS.COM - Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H / 2023 M akan terjadi perbedaan antara pemerintah dengan sejumlah organisasi keagamaan di tanah air.
BACA JUGA:Ini Alasannya, Kenapa Honda Activa Premium Edition Jadi Tipe Terbaru dari Honda Beat
Perbedaan tersebut lantaran adanya metode serta khususnya kriteria yang digunakan dalam penghitungan untuk penetapan 1 Syawal berbeda. Terkait metode penetapan 1 Syawal, Ustaz Adi Hidayat mengatakan terdapat dua metode yang bisa digunakan dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri tersebut. Dua metodologi tersebut adalah rukyatul hilal dan hisab.
BACA JUGA:Heboh! Honda Activa Premium Edition Muncul, Jadi Honda Beat Paling Keren, Kenali Yuk!
Metode rukyatul hilal (melihat hilal), ungkap Ustadz Adi Hidayat, merupakan metode yang biasa dipraktekkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, termasuk dalam menentukan waktu-waktu ibadah harian seperti shalat. Dijelaskan, metode rukyat sudah menjadi tradisi di era Nabi Muhammad SAW, karena sesuai dengan kemampuan masyarakat pada saat itu.
BACA JUGA:Tampil Modern, Ini Keunggulan New Honda BeAT 2023 150 CC, Ada 10 Pilihan Warna
"Kenapa rukyat? Karena memang pada umumnya di zaman Nabi, masyarakatnya memang tidak bisa membaca, menulis, apalagi menghitung secara kompleks," ujar Ustadz Adi Hidayat, seperti tayang dalam kanal Youtube Adi Hidayat Official.
BACA JUGA:Menanti New Honda BeAT 2023 150 CC, Tampil Gaya Baru yang Irit Bahan Bakar
Menurutnya, faktor kemudahan ialah alasan yang mendasari Nabi Muhammad SAW memilih menggunakan metode melihat hilal. Sebab pada zaman itu, belum ada yang mampu melakukan analisis perhitungan astronomis.
BACA JUGA: New Honda BeAT 2023 Tampil dengan Mesin Generasi Baru, Bertenaga Makin Percaya Diri
"Karena kami ini masyarakat yang ummi, kata nabi, tidak ada pakar yang bisa ngitung dengan kompleks sehingga bisa memetakan waktu dengan mudah cepat berdasarkan hitungan. Karena sifatnya demikian, maka yang digunakan pada masa itu adalah melihat (rukyat)," ujar Ustadz Adi Hidayat.
BACA JUGA: New Honda BeAT 2023 Tampil dengan Mesin Generasi Baru, Bertenaga Makin Percaya Diri
Hal tersebut dikatakan dalam sabda Rasulullah SAW, "Kita adalah umat yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung. Bulan itu demikian dan demikian, yakni suatu kali 29 hari dan suatu 30 hari". (HR. Bukhari) Meski demikian, umat Muslim tidak harus mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW apabila sudah menemukan metode yang lebih mudah, yakni metode hisab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: