Putri Tak Mau Ditunda 1 Tahun, Maharnya Cincin Emas dan 2 Lembar Uang Kertas Bergambar Danau Toba
Penulis bersama Putri-Raja (kanan), ibunya Marni Lestari dan Kakaknya Darwin Ricardo (pakai topi) di rumah Putri, Desa Saung Naga Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kamis, 26 Januari 2023.-ist-liputan
Ketika mendapatkan kabar ayahnya meninggal seluruh tubuh Putri terasa lemas. Langsung lunglai. Terduduk lemas. “Saya sempat heran kenapa ayah nelpon malam-malam, jam 2 an. Pas saya angkat ternyata sepupu perempuan yang berbicara. Saya disuruh pulang karena ayah sudah tidak ada lagi. Mereka tidak tahu kalau saya sedang di Jakarta pulang dari Bandung mencari souvenir,” kata Putri.
Setelah mendapat telepon, Putri ditanya oleh Raja dan keluarga. Dia ceritakan bahwa telepon itu mengabari tentang ayahnya yang meninggal. Mereka pun meneruskan perjalanan pulang, karena memang malam itu mereka dalam perjalanan pulang ke Lampung. Putri dan rombongan tiba di Lampung Selasa pagi, pukul 06.00 WIB. Setelah menyiapkan perlengkapan, pakaian nikah, mas kawin dan peralatan lainnya, mereka langsung pulang ke Saung Naga.
“Waktu sampai di Desa Bindu jalanan macet. Ada orang yang menebang pohon. Saya turun sambil menangis minta didulukan lewat. Karena memang hari sudah siang, sementara keluarga menelpon terus menanyakan posisi saya dan rombongan,” aku Putri.
Akhirnya, setelah pihak keluarga mengetahui Putri dan rombongan terjebak macet di Bindu, mereka pun dijemput. Mobil yang mereka tumpangi ditinggalkan di lokasi macet. “Kami dijemput keluarga. Mobil yang kami tumpangi kami tinggalkan di lokasi macet,” kata Putri.
Begitu sampai di rumahnya, setelah istirahat sebentar, proses ijab kabul pun dimulai. Bertindak sebagai walinya, Darwin Ricardo, kakak kandung Putri. Sebelumnya, Putri dan Raja minta izin kepada Darwin dan ayahnya yang terbujur di ruang tengah samping kamar depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan