Rumah Anak SIGAP, Pamerkan Metode Tingkatkan Perkembangan Anak Pedesaan dan Masyarakat yang Kurang Terlayani
Kegiatan Tanoto Foundation di Indonesia--
BACA JUGA:Percepat Penurunan Stunting, Bupati OKU Timur Enos Buka Evaluasi Kerja Triwulan
Studi ini juga menemukan bahwa 26 persen anak tinggal di lingkungan pengasuhan berkualitas rendah. Di Tiongkok, kekhawatiran serupa adalah tingginya angka keterlambatan perkembangan pada anak usia 0–3 tahun di daerah pedesaan, di mana lebih dari 80 persen gagal memenuhi setidaknya satu indikator perkembangan, menurut sebuah artikel tahun 2019 di Jurnal Ekonomi Komparatif.
BACA JUGA:Kelurahan Sungai Tuha Jaya Ciptakan Generasi Gemilang Bebas Stunting
Dampak di Indonesia: Inisiatif Rumah Anak SIGAP
Program Rumah Anak SIGAP dari Tanoto Foundation di Indonesia telah menunjukkan hasil positif yang signifikan. Evaluasi dampak menunjukkan bahwa anak-anak di pedesaan dengan keterlambatan perkembangan awal yang menerima stimulasi melalui program ini mencatat peningkatan skor perkembangan rata-rata sebesar 1,06 poin, dibandingkan dengan peningkatan 0,53 poin untuk anak-anak perkotaan.
BACA JUGA:Cegah Stunting, Dinas Perikanan Gelar Lomba Masak Pindang
Hingga tahun 2024, program ini telah menjangkau lebih dari 3.000 anak dan orang tua melalui 29 pusat layanan di lima provinsi: Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Jakarta dan Riau.
Keberhasilan program ini terletak pada pemberdayaan kader masyarakat sebagai agen perubahan, yang mendorong rasa kepemilikan lokal yang penting bagi keberlanjutan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
