Adapun hal-hal sunah Mandi Junub. Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah menjelaskan beberapa kesunnahan dalam mandi junub, antara lain:
Membasuh tangan hingga tiga kali. Membersihkan segala kotoran atau najis yang menempel di badan.
Berwudhu secara sempurna. Mengguyur kepala tiga kali, bersamaan dengan niat menghilangkan hadats besar.
Mengguyur badan sebelah kanan dan kiri masing-masing tiga kali. Menggosok-gosok tubuh depan dan belakang tiga kali.
Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila ada).
Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Hindari menyentuh kemaluan, jika terjadi, berwudhu lagi.
Jadi. Mandi junub merupakan praktik wajib yang harus dilakukan dengan benar untuk menghilangkan hadats besar, yang merupakan syarat sahnya pelaksanaan ibadah seperti shalat, thawaf, dan menyentuh mushaf.
Meskipun hanya dua rukun yang wajib, kesunnahan dalam mandi junub memiliki keutamaan tersendiri dan sebaiknya tidak diabaikan.
BACA JUGA:Amalan Hari Jumat yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW
Seperti dijelaskan oleh Imam al-Ghazali, amalan-amalan sunnah ini menambal kekurangan dalam amalan fardhu.
Apakah harus wudhu lagi setelah mandi wajib? Tidak Perlu Wudhu setelah Mandi Wajib.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud, an-Nasa'i dalam Sunan Nasa'i, Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi, dan Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah. Hadits ini shahih
Bagaimana jika Menyentuh Kemaluan Saat Mandi Wajib? Menurut Ustadz Mahyuddin dalam youtube Tsaqofah TV ya tidak apa apa selema itu masih proses mandi wajib.
BACA JUGA:Berikut Bacaan Niat Sholat Idul Fitri, Tata Cara dan Urutannya
Setelah mandi wajib beres. Berarti kewajiban membersihkan hadast besar adalah sudah selesai.