Mirza Mirwan
Dari sejak hampir 20 tahun terakhir saya memaklumi kalau banyak wakil rakyat atau kepala daerah yang terlibat kasus suap. Awas, MEMAKLUMI, lho, bukan MEMBENARKAN. Hagimana, coba. Sebelum mendaftar jadi caleg, cagub, cabup/cawalkot saja mereka sudsh keluar duit. Kampanye agar terpilih juga keluar duit. Pokoknya perlu modal yang jumlahnya ngudubilah. Sementara, di AS sana, yang maju menjadi caleg atau cagub dan cawalkot didanai konstituen saja ternyata juga doyan menerima suap. Larry Householder itu barangkali salah satu contoh. Memang gaji wakil rakyat kita tidak segede anggota Kongres di AS. Di sana seorang anggota Kongres (DPR dan Senate) untuk 2023 ini masih US$174.000. Itu berarti tiap bulan menerima US$14.500 (setara 218 juta rupiah) di luar tunjangan lainnya. Sementara gaji wakil rakya di Senayan konon sekitar Rp60 juta. Tapi konon ada dana ini-itu yang jumlahnya tidak sedikit. Hanya saja, waini, rerata pengeluaran bulanan rumah tangga di AS itu ngudubilah besarnya , lho. Keluarga dengan 2 anak pengeluarannya sekitar US$7.333-US$8.595 (setara Rp110,3 juta-Rp129,3juta). Bandingkan dengan rerata pengeluaran rumah tangga di Indonesia -- lihat sendiri di website BPS. Bagaimana kalau caleg, cagub, cabup/cawalkot di sini dibeayai rakyat kayak di AS? "Gak ngaruh, Pak," kata putri saya, Si Kecil, yang bekerja di sekretariat dewan sebuah kabupaten sebagai perisalah legislatif. "Lagian rakyat mana yang mau, wong mereka sendiri mengharap amplop!"
Liáng - βιολί ζήτα
selingan Mengapa lagu Jepang yang dinyanyikan oleh Kyu Sakamoto dengan judul : Ue Wo Muite Arukou ( 上を向いて歩こう ) lebih dikenal sebagai Sukiyaki ( すき焼き ) ?? padahal Sukiyaki adalah nama makanan khas Jepang. Lagu "Ue Wo Muite Arukou" ditulis oleh Hachidai Nakamura dan Rokusuke Ei, dinyanyikan oleh Kyu Sakamoto, rekamannya dirilis pada tahun 1960 dan menjadi hits untuk waktu yang cukup lama. Lagu tersebut berkisah tentang kesedihan dan keterasingan. Suatu saat pada tahun 1962, seorang eksekutif musik Inggris bernama Louis Benjamin mendengar lagu "Ue Wo Muite Arukou" tersebut ketika dia sedang berada di Jepang. Louis Benjamin sangat tertarik dengan irama musiknya dan meminta grup musiknya (Kenny Ball & his Jazzmen) untuk merekam versi instrumentalnya. Louis Benjamin kebingungan dengan judul lagu "Ue Wo Muite Arukou" yang sulit diucapkan dan juga cukup panjang. Akhirnya versi instrumental lagu "Ue Wo Muite Arukou" yang dimainkan oleh Kenny Ball & his Jazzmen diberi judul "Sukiyaki" ketika Louis Benjamin menikmati hidangan satu panci makanan Jepang yang dibuat dengan irisan daging sapi, tahu, mie, dan sayuran. Nama makanan itu Sukiyaki. (1).