Hari ini Makam Dibongkar, Penyidik BAP Soimah di Kantor Pengacara

Kamis 08-09-2022,06:12 WIB
Reporter : redokutpos
Editor : asa

PALEMBANG, OKUTIMURPOS.COM - Kedua orang tua almarhum AM (17), Rusdi dan Siti Soimah akhirnya mengizinkan makam putranya dibongkar, Kamis 8 September 2022 hari ini untuk dilakukan autopsi. 

Itu setelah penyidik Polda Jatim dan Polres Ponorogo yang dipimpin Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Hendra Eko Triyulianto menemuinya di kantor pengacara Titis Rachmawati di Jl Kapten A Rivai, siang Rabu 7 September 2022.

"Tadi kedua orang tua korban telah menyetujui untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah anaknya. Direncanakan besok pagi dimulai pukul 09.00 WIB autopsi akan dilaksanakan di TPU Sei Selayur Kalidoni," terang Titis kepada awak media Rabu sore. 

Selain meminta izin untuk dilakukan autopsi, kedatangan tim penyidik yang berjumlah tujuh orang tersebut juga langsung menjemput bola dengan melakukan Berita Acara Pemeriksaa (BAP) terhadap kedua orang tua korban.

Namun, BAP sendiri sempat dihentikan karena penyidik melakukan koordinasi dengan Polsek Kalidoni untuk persiapan pembongkaran makam sekaligus pelaksanaan autopsi besok pagi. 

Sayangnya, penyidik Polda Jatim dan Polres Ponorogo saat dimintai komentarnya di kantor Titis tidak banyak memberikan keterangan. 

"Maaf BAP belum selesai, nanti akan kami lanjutkan kembali," ujar salah seorang penyidik yang langsung masuk ke dalam mobil.

Seperti diberitakan sebelumnya, klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas wafatnya santri asal Palembang bernama AM yang merupakan putra Siti Soimah (44) yang viral, disampaikan langsung pengurus Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), melalui  Jubirnya Noor Syahid. 

Pernyataan tersebut disebarkan melalui pernyataan resmi di grup alumni pondok setempat, Senin 5 September 2022 malam. 

Korban meninggal dunia pada Senin 22 Agustus 2022 silam. Dalam surat resmi yang disebarkan tersebut, Pimpinan Pondok Gontor menyampaikan pula sejumlah hal.  

Pertama, pihak Gontor memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besarnya atas wafatnya almarhum, khususnya kepada orang tua dan keluarga korban.  

"Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kami semua berharap agar peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi di kemudian hari," tulisnya.  

Selain itu, Ponpes Gontor meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka.  

Kedua, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, pimpinan pondok itu memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat. 

Menyikapi hal ini, Pimpinan Pondok Gontor mengaku langsung bertindak cepat dengan menindak dan menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.  

"Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat, yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen," tulis mereka.  

Ponpes Gontor langsung mengantarkan terduga pelaku penganiayaan kepada orang tua mereka masing-masing.  

"Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini," lanjut dalam keterangan itu.  

Diketahui, Soimah mengadukan dugaan kematian sang anak bernama Albar Mahdi yang mengalami dugaan tindak kekerasan kepada pengacara Hotman Paris saat berada di Palembang Minggu 4 September 2022 lalu.  

Mendapati laporan tersebut, refleks Hotman pun mengarahkan ponselnya ke arah Soimah. 

"Hallo Bapak Kapolda Jawa Timur disini ada seorang ibu ketemu Hotman di Palembang. katanya anak meninggal, Diduga akibat tindak kekerasan belum tahu siapa pelakunya," sebut Hotman saat jumpa media di Resto Buntut Sunda Kang Ali di Jl Jenderal Sudirman Km-3,5 Minggu 4 September 2022. 

Diceritakan Soimah, sepengetahuannya bersama keluarga, anaknya tidak pernah mengadukan sakit. Namun, tiba-tiba pengasuhan pondok memberikan kabar bahwa anaknya meninggal dunia pada Senin,  22 Agustus 2022 pukul 10.20 WIB. 

Padahal, di surat keterangan yang Soimah terima, anaknya meninggal  pukul 06.45 WIB. Menurutnya, rentang waktu itu menjadi pertanyaan bagi keluarganya.  

"Karena mendengar berita itu kami shock dan tidak bisa berpikir apa-apa. Kami hanya berharap kedatangan ananda ke Palembang meskipun hanya tinggal mayat," ungkap Soimah yang terus berurai air mata. 

Lanjutnya, Selasa 23 Agustus 2022 lalu jenzah anaknya diantar pihak pondok dipimpin salah satu ustad Agus, perwakilan ponpes. Di hadapan keluarga dan pelayat disampaikan, kronologi bahwa almarhum terjatuh akibat kelelahan mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum). 

Kendati demikian, banyak laporan dari wali santri lainnya mengatakan kronologi terjadi tidak seperti yang disampaikan perwakilan ponpes. Akhirnya, Soimah bersama pihak keluarga meminta agar jenazah dibuka. 

"Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi jenazah anak saya demikian begitu juga dengan keluarga," ucap Soimah dengan suara lirih. 

Diakui, Soimah belum pernah meminta visum dan membuat laporan. Pertimbangan menyangkut nama ponpes.  

Sebaliknya, pihaknya telah melayang surat kepada ponpes agar mengklarifikasi mengenai meninggalnya Albar Mahdi. Namun, hingga kini surat tersebut tak mendapat balasan dari ponpes.

Menanggapi hal itu, Hotman Paris seperti dilansir di akun IG HotmanParis Official, meminta pihak Polda Jatim segera dilakukan penyelidikan atas meninggalnya anak Soimah, yang baru berusia 17 tahun. 

"Saya melihat fotonya itu sangat mengerikan ya. Diduga korban penganiayaan atau kekerasan. Mohon Bapak Kapolda Jawa Timur ini dugaan tindakan kekerasan usia 17 tahun. Kita tidak tahu siapa pelakunya. Salam Hotman Paris 911," ucap Hotman. (*)

Kategori :