BELITANG, OKUTIMURPOS.COM - Sudah bukan hal aneh di telinga soal kenaikan BBM, banyak sekali pihak-pihak yang menolak kenaikan harga BBM.
Saat ini harga petralit eceran tembus Rp11 ribu per liternya. Selain karena harga sembako seperti Gula, Beras, bawang merah, bawang putih, Cabai serta harga kebutuhan lain ikut naik. Kenaikan BBM ini memperburuk perekonomian Indonesia, walaupun kenaikan BBM ini ada yang bukan subsidi.
Namun hal ini tetap saja membuat kesulitan masyarakat menengah ke bawah. "Saat ini BBM jenis pertralit eceran mencapai Rp11 ribu per liternya, sedangkan untuk solar mencapai Rp10 ribu per liternya. Kalau kita mau beli di SPBU selalu antre," terangnya. Dengan naiknya BBM non tentu masih berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat.
Pemerintah saat bukan memberikan kebijakan yang membuat sejahtera masyarakat namun malah makin membuat sulit. Rahardjo warga Kecamatan Semendawai Timur mengatakan pihaknya kurang sepakat dengan adanya pemerintah menaikan harga bbm. Karena menurutnya itu tetap saja masih menyulitkan masyarakat.
"Karena masyarakat yang hendak membeli BBM jenis pertralite sering antri bahkan stok habis," ucapnya.
Ia juga menambahkan wilayah Semendawai Timur harga pertralite eceran mencapai Rp11 ribu perliter, padahal untuk harga jual di SPBU tidak mencapai Rp8 ribu perliter.
Sementara Eko salah satu penjual bensin jenis pertralit mengatakan, memang saat ini ia tidak boleh membeli BBM jenis pertralit menggunakan derigen, sehingga membuat harga pertralit eceran naik.
"Kita kalau beli yang menggunakan motor bolak balik mas, kemudian kita tampung untuk jual eceran," katanya. Kalau sebelumnya bisa menggunakan derigen dalam pembelian BBM jenis pertralit namun saat ini tidak boleh lagi. "Karena kita carinya saja harus antri maka harga jualnya kita naikan,' pungkasnya.(Dira)