Padi Baru Tanam Diserang Hama, Petani Bersama Dinas Pertanian OKU Timur Lakukan Gandal Massal

Padi Baru Tanam Diserang Hama, Petani Bersama  Dinas Pertanian OKU Timur Lakukan Gandal Massal

Guna mengatasi serangan ini petani bersama dinas terkait melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) secara massal--

MARTAPURA, OKUTIMURPOS.COM - Padi baru tanam milik petani di OKU Timur, Sumatera Selatan diserang hama penggerek batang atau sundep. Hama ini mulai muncul sejak mulai pembibitan beberapa waktu lalu.

Guna mengatasi serangan ini petani bersama dinas terkait melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) secara massal. 

Seperti dilakukan 3 kelompok tani di Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Rabu 8 Mei 2024. 

Koordiantor Lapangan BPP Martapara dari Dinas Pertanian Kabupaten OKU Timur, Nomariandi menjelaskan hama sundep adalah hama yang menyerang batang padi yang baru ditanam.

"Hama ini memang harus cepat ditanggulangi, sebab akan menyebabkan gagal panen," kata Nomariandi, didampingi Penyuluh Pertanian Keluharan Bukit Sari, Yuliana, Rabu 8 Mei 2024.

BACA JUGA:Bupati Lanosin Raih Lencana Bakti Transmigrasi, Bukti Peran Aktif dalam Penatausahaan Daerah Tertinggal

Dia menjelaskan, hama sundep ini berkembang dari tumpukan jerami yang basah dan membusuk usai panen.

Dimulai dari telur, menetas menjadi ulat. Ulat inilah yang menyerang batang padi.  Ulat tersebut berkembang menjadi keper, semacam kupu-kupu kecil yang berwarna putih. 

Keper kemudian bertelur di batang padi, telur itu kembali menetas dan menyerang pagi.  "Begitulah seterusnya berkembang menjadi banyak, jika tidak dikendalikan dengan racun hama," ujarnya.

Dia mengatakan mudah menandakan bakal ada serang hama sundep, yakni ketika banyaknya kupu-kupu kecil atau keper yang berdatangan ke rumah-rumah warga di malam hari. 

"Jika ada tanda-tanda itu harus segera lakukan Gerdal, tidak bisa menunggu lagi," sebutnya. 

Nurhidayatullah, PUPT Dinas Pertanian Provinsi Sumsel untuk  Kecamatan Martapura mengatakan bahanyanya hama penggerek padi. 

BACA JUGA:OKU Timur Raih Penghargaan WTP Ke 12

Menurutnya jika tidak dikendalikan, tingkat gagal panen petani mencapi 80 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: