Kerajinan Patung Naga Hasil WBP Lapas Martapura Dipasarkan Hingga Jakarta dan Bali
![Kerajinan Patung Naga Hasil WBP Lapas Martapura Dipasarkan Hingga Jakarta dan Bali](https://okutimurpos.disway.id/upload/5e76d53467ebd1e2cfdd50f13bacc6f1.jpeg)
FOTO : DEO/OKUTPOS BUKA : Bupati OKU Timur Enos saat membuka pelatihan jurnalistik-ist-claudeo
MARTAPURA- Kerajinan tangan Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas IIB Martapura dipasarkan hingga Jakarta dan Bali. Kerajinan tersebut berupa patung naga, asbak, pot kembang dan sebagainya.
"Yang memesan adalah orang-orang yang suka seni," kata Kepala Lapas Kelas IIB Martapura Edi Saputra, melalui Kasubsi Kegiatan Kerja Dicki Novriandi. Dicki mengatakan, kerajinan ini merupakan karya dari warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Martapura.
"Jadi di Lapas ini selain ada pembinaan keperibadian ada juga pembinaan keterampilan atau skill untuk bekal saat WBP bebas nantinya," ujarnya.
Selain karya seni seperti patung naga dan asbak, warga binaan juga diberi pelatihan pembuatan pot kembang, mebeler, perikanan atau perkolaman, hingga bonsai. Dan saat ini sedang dikembangkan yakni pelatihan las.
"Kita bahkan bekerjasama dengan pihak ketiga, seperti dinas perikanan, dinas tenaga kerja atau BLK juga Disprindag," ujarnya lagi.
Dicki mengatakan yang dominan dipesan pembeli adalah patung naga dan asbak motif. Unik dari hasil kerajinan ini adalah karena bahan baku yang digunakan itu adalah dari libah. Terutama limbah karpet telur atau kardus.
"Karpet telur ini dari limbah dapur. Kemudian diolah dengan putih, lem, kawat dan dibentuk menjadi kerajinan," katanya.
Dalam sehari bisa memproduksi 50 buah kerajinan. Itu karena pengrajinnya memang banyak, 25-30 orang. "Pemasaran produk kerajinan sendiri melalui media sosial (medsos), banyak pesanan dari luar Sumsel mulai Jakara hingga Bali," tuturnya.
Kerajinan ini sudah berjalan tahun, dipasarkan medsos Lapas IG: lapas_martapura FB: Lapas Martapura Web: lapasmartapura.kemenkumham.go.id. Harga kerajinan beragam, tergantung ukuran dan kerumitan pembuatan. Harganya mulai Rp 100 ribu - Rp 600 ribu.
"Mereka warga binaan akan mendapat gaji sebesar 10 persen dari hasil penjualan," pungkasnya. (clau)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan