Indonesia - Korea Selatan Jalin Kerjasama Bilateral Tanggulangi Karhutlah, Ini Daerah yang Jadi Atensi
Pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan kerjasama pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Sumsel sebagai tuan rumah-baik-humas pemprov Sumsel
Fokus Pengembangan Tata Kelola Pengendalian Karhutlah di Sumsel
PALEMBANG - Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah ) menjadi salah satu ancaman serius bagi sejumlah daerah di Indonesia tak terkecuali bagi Provinsi Sumsel yang daerahnya didominasi oleh lahan gambut yang sangat luas.
Menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Thomas Tandi Bua yang menjadi alasan ditunjuknya Provinsi Sumsel sebagai lokasi kerja sama bilateral korporasi antara Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel).
“Fokus dari Project kerjasama Dewelopment Forest dan Land Fire Management System antara Provinsi Sumsel dengan Korsel dititik beratkan penanggulangan karhutla di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan daerah sekitarnya melalui berbagai kegiatan strategis,” ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Thomas Tandi Bua pada Kick Off Meeting Korea-Indonesia Joint Project The Developmebt Of Forest And Land Fire Management System In South Sumatera, Indonesia.
Bertempat di Hotel Arista Rabu (8/8) pagi. Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Ir SA Supriono mengaskan di Provinsi Sumsel terdapat beberapa daerah yang rawan terjadi karhutlah diantaranya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Musi Banyuasin serta Kabupaten Lahat.
Dari ke 4 Kabupaten tersebut wilayah Kabupaten OKI menjadi atensi khusus bagi Pemprov Sumsel sebab kawasan itu didominasi lahan gambut yang jika terbakar akan sangat sulit dipadamkan.
“Harapan kami kerjasama ini bisa memberikan input, masukan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya penanganan karhutla ini. Ditetapkannya Kabupaten OKI sebagai lokasi proyek kerja sama Korea-Indonesia merupakan keputusan yang tepat,” jelas Sekda.
Dalam pencegahan terjadinya bencana karhutla lanjut Supriono butuh keterlibatan dari semua pihak. Karena itu project kerjasama Korea-Indonesia ini diharapkan menjadi kontribusi nyata dalam upaya pencegahan, penanggulangan karhutla, termasuk di dalamnya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Manggala Agni.
“Kerjasama seperti ini sangat penting bagi Sumsel, Kita akan minta keterlibatan masyarakat secara langsung untuk membantu Pemda menjaga lahan gambut agar tidak terbakar,” tandasnya.
Sementara, Korean Co Director of Korea-Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC), Cho Junkuy menuturkan Proyek ini mulai dirintis pada Tahun 2016 lalu, ketika Tim KFS berkunjung ke KLHK dan berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Setelah menyelesaikan proses resmi baik di Korea maupun di Indonesia. Kedua negara akhirnya sepakat untuk mengerjakan proyek ini, yang penandatanganan kesepakatan telah dilakukan pada Februari 2023 lalu,” tuturnya.
Ia mengharapkan dukungan semua pihak yang terlibat dalam proyek ini baik pusat maupun daerah agar mampu mencapai target sasaran.
“Saya sangat berharap agar proyek ini berjalan dengan lancar dan sukses sehingga kita mampu berkontribusi pada peningkatan pengelolaan hutan dan lahan, khususnya di Sumatera Selatan,” pungkasnya. (*/hum)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: rilis