Bank Indonesia Sumsel Ingatkan Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Bulan Puasa dan Idul Fitri

Bank Indonesia Sumsel Ingatkan Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Bulan Puasa dan Idul Fitri

Pedagang di Pasar Lemabang melayani konsumen yang membeli sayur mayur dan cabai. foto: alfery/sumeks.co----

PALEMBANG, OKUTIMURPOS.COM – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumsel mengingatkan stakeholder terkait antisipasi kenaikan harga, terutama jelang Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri.

Pasalnya, pada momen kenaikan harga sembako cukup rentan, sehingga ketersediaan stok harus dipastikan tetap aman.

Tujuannya, tidak lain supaya harga tidak mengalami gejolak ketika permintaan masyarakat meningkat. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Erwin Soeriadimadja mengatakan, sinergi antarlembaga menjadi kunci dalam menjaga tingkat inflasi agar tetap stabil di Sumsel.

“Kami bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) dan Bulog, seperti pelaksanaan pasar murah khususnya jelang Ramadan dan HBKN Idulfitri,” katanya.

Menurutnya, koordinasi juga terus ditingkatkan melalui optimalisasi program kerja zonasi TPID kota sampel inflasi, serta perluasan kerja sama antardaerah (KAD).

Salah satunya koordinasi dengan Provinsi Bengkulu menjaga pasokan cabai merah. BI juga terus memperkuat sinergi implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

Itu ditandai dengan peluncuran empat program unggulan pengendalian inflasi pangan pada acara GNPIP Nasional, yakni melalui Program Sumsel Mandiri Pangan.

“Antara lain lewat sinergi KAD, modernisasi pertanian, penguatan gerakan tanam GNPIP dan GSMP, dan launching agenda pasar murah jelang HBKN Idulfitri 1444 H dan implementasi QRIS pasar,” imbuhnya.

BI memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat, pemda, dan mitra strategis. Sinergi kebijakan antara BI dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka menjaga stabilitas makro ekonomi dan sektor keuangan.

Diantaranya mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha khususnya pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau.

Erwin menambahkan, pihaknya optimis kondisi ekonomi melanjutkan penguatan, ditunjukkan dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia di mana Indeks Kondisi Ekonomi (IKE).

Saat ini, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara berurutan tumbuh menjadi sebesar 130,00, 144,33, dan 137,17.

Angka ini menunjukkan kuatnya optimisme masyarakat terhadap perekonomian 6 bulan ke depan, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja Sejalan dengan itu, sebagai langkah lanjutan memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Februari 2023 juga telah memutuskan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen. (yun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: