China Rayakan Imlek dengan Tekanan Pandemi Covid-19, Warga Beijing Antre Doa hingga Sepanjang 1 Kilometer

China Rayakan Imlek dengan Tekanan Pandemi Covid-19, Warga Beijing Antre Doa hingga Sepanjang 1 Kilometer

Warga Beijing panjatkan doa untuk kesehatan di Hari Imlek. (ist)----

CHINA, OKUTIMURPOS.COM - Doa untuk kesehatan mendominasi keinginan masyarakat China di Tahun Baru Imlek yang jatuh di hari ini, Minggu, 22 Januari 2023.

Sesudah 3 tahun ini jalani kondisi yang demikian berat, yakni di bawah tekanan pandemi Covid-19.

Antrean masyarakat yang ingin memanjatkan doa di Tahun Baru Imlek, menghampar sekitar 1 km di luar kuil Lama yang ikonik di Beijing.

Ribuan orang menanti gantian untuk mendoakan orang yang mereka sayangi.

Kuil itu sudah berkali-kali ditutup, sebelum pembatasan Covid-19 usai di awal Desember.

Seorang warga Beijing ungkap keinginannya, supaya Tahun Kelinci mendatangkan kesehatan untuk semua orang.

"Saya pikir, gelombang pandemi ini telah lenyap," kata wanita berumur 57 tahun yang cuma mengatakan nama belakangnya, Fang ke Reuters, Minggu, 22 Januari 2023.

"Saya tidak terjangkit Covid. Tapi suami saya dan semua orang di keluarga saya terinfeksi. Saya masih berpikiran, penting untuk kita untuk melindungi diri kita," paparnya.

China melaporkan nyaris 13 ribu kematian berkaitan Covid-19 di rumah sakit, dalam masa 13-19 Januari.

Angka ini menambah hampir 60 ribu kematian dalam satu bulan atau lebih, dibandingkan sebelumnya.

Pakar medis China mempercayai, gelombang infeksi di semua negeri sudah capai puncaknya.

Data pembaruan jumlah kematian, dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, ada di tengah keraguan atas transparansi data Beijing.

Tetapi, angka itu masih tetap tergolong amat rendah, menurut standar global.

 

Rumah sakit dan rumah duka kerepotan, semenjak China meninggalkan rezim pengendalian Covid paling ketat di dunia dan pengecekan massal di awal Desember, yang dikenal dengan kebijakan 0 Covid.

Peraturan itu sudah mengakibatkan bermacam kerusakan dan tekanan ekonomi yang signifikan.

Jumlah kematian yang disampaikan oleh otoritas China, tidak terhitung mereka yang wafat di rumah.

 

Beberapa dokter menyatakan, mereka tidak dianjurkan untuk menuliskan Covid-19 pada akte kematian.

Banyak pakar kesehatan memprediksi, tahun ini, lebih satu juta orang akan meninggal karena Covid.

Perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris Airfinity memprediksi, kematian karena Covid bisa capai angka 36 ribu satu hari minggu ini.

Saat jutaan karyawan migran pulang ke rumah untuk rayakan Tahun Baru Imlek, pakar kesehatan benar-benar mencemaskan nasib mereka yang tinggal di perdesaan China.

Mengingat buruknya fasilitas medis di daerah itu.

Tidak seperti di wilayah pesisir.

People's Daily menyebutkan, sekitar 110 juta perjalanan penumpang kereta api diprediksi telah melakukan perjalanan sepanjang 7-21 Januari, di dalam 15 hari pertama dari 40 hari perjalanan Tahun Baru Imlek. 

Atau naik 28 % dibandingkan tahun lalu.

Sekitar 26,23 juta perjalanan lewat kereta api, jalan raya, kapal laut, dan kapal terbang dilakukan saat malam Tahun Baru Imlek.

 

Walau cuma 1/2 dari tingkat pra-pandemi, angka itu naik 50,8 % dari tahun lalu.

Pergerakan massa sepanjang masa liburan bisa menebarkan wabah, dan meningkatkan infeksi di sejumlah wilayah.

Tetapi, lewat basis sosmed Weibo, Kepala Ahli Epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China Wu Zunyou menjelaskan, gelombang Covid selanjutnya mustahil terjadi dalam kurun waktu dekat.

 

"Peluang Covid-19 alami rebound besar di China dalam dua atau 3 bulan di depan benar-benar kecil, karena 80 % orang sudah terinfeksi," papar Wu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: