6 Bulan Geluti Bisnis Haram, Oknum ASN OKU Siap Menanggung Risiko

6 Bulan Geluti Bisnis Haram, Oknum ASN OKU Siap Menanggung Risiko

foto : Herbert/Press rilis di Polres OKU ungkap kasus oknum ASN menyalahgunakan BBM subsidi jenis solar.----

BATURAJA, OKUTIMURPOS.COM – YY (47), oknum ASN salah satu instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten OKU, Senin (5/12/2022), mengaku, kalau dirinya menyalahgunakan BBM Subsidi selama 6 bulan.

Hal tersebut diungkapkan YY saat dihadirkan Polres Ogan Komering Ulu (OKU) saat press rilis di halaman Mapolres OKU bersama 5 orang anak buahnya, dan 3 orang tersangka dengan kasus yang sama.

Pres rilis dipimpin Kapolres OKU, AKBP Danu Agus Purnomo SIK didampingi Waka Polres OKU, Kompol Farida Apriliah SH bersama Kabag Ops Polres OKU, Kompol Liswan Nurhafis SH; Kasat Reskrim Polres OKU, AKP Zanzibar Zulkarnain SH; Kapolsek Baturaja Timur, AKP Hamid SH dan Kasi Humas Polres OKU, AKP Syafaruddin SH.

Menghadirkan YY (47) Oknum ASN yang menjadi otak pelaku penyalahgunaan dan penimbunan BBM bersubsidi jenis solar saat press rilis di halaman Mapolres OKU, Senin (5/12/2022).

Oknum ASN salah satu dinas instansi di lingkungan Pemkab OKU ini dihadirkan bersama 

 Kapolres OKU, AKBP Danu Agus Purnomo Sik, mengatakan, aksi penyalahgunaan BBM subsidi jenis solar ini dapat terungkap berkat informasi masyarakat yang ditindaklanjuti jajaran Polsek Baturaja Timur pada Selasa (29/11/2022) lalu.

"Hasilnya jajaran Polsek Baturaja Timur berhasil mengamankan 6 orang tersangka yakni YY(47) oknum ASN, RO (23) warga Desa Sumber Bahagia, Kecamatan Lubuk Batang, EF (20) warga Lubuk Batang, D (22) warga RS KIbang, Kelurahan Batu Kuning, RA (21) warga Desa Kurup, Kecamatan Lubuk Batang dan DA (18) warga Desa Air Paoh, Kecamatan Baturaja Timur," beber Danu.

Ditambahkan Danu, awalnya pihaknya mengamankan mobil Truck Ps 120 warna kuning dengan Nopol BG 8358 FO yang dikemudikan tersangka D dan 1 unit mobil Panther warna merah Nopol BG 1976 FS yang dikemudikan RA dan DA.

 

"Setelah dilakukan Interogasi ketiga tersangka merupakan orang suruhan dari tersangka YY, kemudian petugas mendatangi rumah YY, dan jajaran Polsek Baturaja Timur kembali mendapati 2 unit mobil dump truk yang dikendarai EF dan RO beserta 53 jerigen berisi BBM jenis solar subsidi," terang Danu.

Dari hasil penangkapan terhadap ke 5 pelaku,.personil Polsek Baturaja Timur berhasil mengamankan barang bukti berupa  1 unit mobil dump truck warna merah Nlnopol BE 9747 AD, 1 unit mobil dump truck Dyna warna merah nopol BE 8824 FE kemudian  1 unit mobil truck Ps 120 warna kuning nopol BG 8358 FO dan 1 unit mobil panther warna merah nopol BG 1976 FS. 22 derigen ukuran 35 liter berisi solar, 31 derigen ukuran 25 liter berisi solar, 1 buah selang plastik sepanjang 1 meter, dan satu timbangan warna hijau ukuran 30 KG.

“Peran masing-masing tersangka yakni tersangka YY selaku pemilik kendaraan dan pemberi modal serta penyedia tempat dan menyediakan derigen. Sedangkan tersangka lainnya merupakan orang yang disuruh YY untuk melakukan penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi atau mengecor BBM di seluruh SPBU di OKU,” ungkap Danu.

Para tersangka dikenakan pasal 40 angka 9 UU RI no 11 tahun 2020 tentang cipta kerja yang merubah ketentuan pasal 55 uu RI no 22 tahun 2001 tentang migas junto pasal 55 dan atau 56, junto pasal 64 KUHP Pidana.

“Ancaman pidana maskimal 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 60 Milyar,” pungkas Danu.

Saat diinterogasi Kapolres OKU, tersangka YY mengaku telah 6 bulan menggeluti bisnis haram ngecor BBM subsidi jenis solar. BBM subsidi jenis solar ini dijual dengan harga lebih tinggi dari SPBU yakni Rp 8.000/liter. Setiap bulan dipastikan Oknum ASN ini meraup untung besar.

 

“Solar ini saya jual dengan harga Rp 8.000/Liter dengan keuntungan satu jerigen sekira Rp 30.000.” ungkapnya seraya enggan menyebut keuntungan dalam setiap bulannya.

Diungkapkan YY, kelima anak buahnya ia bayar Rp 14 ribu setiap antri di setiap SPBU.

Disinggung perihal plat palsu yang digunakan oleh mobil tersangka saat mengisi BBM, YY mengaku ada plat yang ia buat sendiri alias palsu.

"Ada yang saya buat, kalau soal karier di ASN saya berharap tetap bisa mengabdi dimasyarakat, soal resiko saya siap,” tandasnya.

Usai diintrogasi, para tersangka digiring ke mobil yang digunakan untuk mengecor dan diminta untuk mempraktekan cara mereka mengisi minya dan menjelaskan soal tnaki yang telah mereka modifikasi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: okes.co.id