Dampak Gempa Cianjur, 17 Orang Meninggal Dunia, Ratusan Rumah Rusak Berat

Dampak Gempa Cianjur, 17 Orang Meninggal Dunia, Ratusan Rumah Rusak Berat

Kerusakan bangunan SDN Cugenang akibat gempabumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Senin (21/11). -Foto: BPBD Kabupaten Cianjur---

OKUTIMURPOS.COM - Gempa bumi yang mengguncang Cianjur Senin, 21 November 2022 siang, Akibat perristiwa tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di beberapa daerah terdampak.

Dilansir dari laman resmi bnpb.go.id, dilaporkan setidaknya ada 17 orang meninggal dunia.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, BNPB terus melakuan upaya penanganan bencana gempa bumi di Cianjur. 

“BNPB terus melakukan pendataan jumlah korban, korban jiwa khususnya di Kabupaten Cianjur  17 orang meninggal dunia dan 19 orang warga alami luka-luka cukup berat,” Ujar Suharyanto saat melakukan keterangan pers Senin 21 November 2022 pukul 16.15 WIB. 

Saat ini BNPB telah menyiapkan satu unit helikopter untuk mempermudah evakuasi dan pendistribusian logistik.

"BNPB akan menempatkan satu unit helikopter untuk mempermudah penanganan darurat bencana, evakusi dan pendistribusian logistik ke lokasi-lokasi terisolir," tuturnya. 

Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, dilaporkan 343 unit rumah rusak berat, satu unit pondok pesantren rusak berat, RSUD Cianjur alami rusak sedang. 

Kemudian empat unit Gedung pemerintah, tiga unit fasilitas pendidikan, satu unit sarana ibadah, satu unit toko dan satu unit cafe juga alami kerusakan, serta ada jalanan yang terputus. 

Lebih lanjut dirinya mengatakan, akan segera menuju ke lokasi terdampak untuk melakukan upaya percepatan penanganan gempa. 

“Besok pagi saya akan ke lokasi, untuk melaksanakan pendampingan terhadap langkah-langkah penanganan gempa di Cianjur, selain itu untuk memastikan pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak” lanjutnya. 

“Rumah yang alami kerusakan akan dibangun kembali oleh pemerintah,” imbuhnya. 

Sebagai penutup, Suharyanto menjelaskan, tidak ada yang dapat memprediksi kapan terjadinya bencana, yang terpenting bagaimana respon yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat terjadinya bencana. 

“Gempa sudah terjadi, tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana, yang pasti setelah terjadi bencana bagaimana upaya-upaya kita secara sinergi, solidaritas dan sungguh-sungguh agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” pungkas Suharyanto. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumeks.co