Jarang-jarang, Muara Enim Gempa ini Penyebabnya

Jarang-jarang, Muara Enim Gempa ini Penyebabnya

Gempa Bumi Guncang Muara Enim-BMKG-----

MAUARA ENIM, OKUTIMURPOS.COM - Gempa mengguncang Kabupaten Muara Enim pada Jumat 14 Oktober sekitar pukul 08.22 WIB. 

Menurut rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa dirasakan Magnitudo 4,0, kedalaman  1 KM.

Koordinat pada 3.81 LS-103.75 BT  dengan pusat gempa berada di darat 18 km Barat Daya Muara Enim.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar lokal wilayah setempat. 

Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Muara Enim dengan Skala Intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). 

Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.

BMKG Sumsel mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpangaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.  

Terpisah, Pengamat Meterologi Geofisika BMKG Kepahiang, Sabar Ardiansyah, menjelaskan gempa di Muara Enim akibat bergesernya patahan lokal segmen Komering.

Segman Komering ini memanjang dari Muara Enim hingga Muara Dua, OKU Selatan atau di Danau Ranau.

“Kalau yang paling sering beraktivitas di ujung Danau Ranau. Kalau untuk yang pangkal ini memang jarang,” jelasnya.

Hanya saja menurutnya, gempa Magnitudo 4,0 ini, kalau lokasinya dekat dengan daerah pemukiman cukup signifikan terasa gempanya.

“Jadi kalau melihat dari pantahannya, memang bergeser. Berbeda dengan yang di laut bisa patahan naik, patahan turun mengakibatkan gelombang air atau tsunami sedangkan untuk yang didarat tetap,” jelasnya.

“Kalau yang di Kepahiang ini dalam satu bulan bisa lima kali, enam kali sehingga lebih kecil 2 SR, 3 SR terkadang 1 SR,” ungkapnya.

Daerah Muara Enim ini sedikit tenang, tidak terlalu seperti wilayah-wilayah lain tapi potensinya memang tetap ada. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: linggaupos.disway.id