4 Warga OKI Bolak-Balik Merampok di Aceh Sejak 2020, Peroleh Uang Rp 1,338 Miliar

4 Warga OKI Bolak-Balik Merampok di Aceh Sejak 2020, Peroleh Uang Rp 1,338 Miliar

Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH didampingi Kasat Reskrim, Kasat Intel dan KBO Reskrim saat menghadirkan keempat tersangka perampokan yang merupakan warga OKI Sumsel. Foto : dokumen/sumeks.co----

ACEH, OKUTIMURPOS.COM - Empat warga asal Kabupaten OKI, Sumsel yang malang melintang di Provinsi Aceh tertangkap saat mereka dalam perjalanan hendak pulang kampung ke Palembang. 

Penangkapan berlangsung di kawasan Batubara, Sumatera Utara, 13 September 2022. Kasus ini diekspose jajaran Polres Bireuen, akhir pekan kemarin. 

Keempat tersangkanya, Ah Nov Ahmad Kiting alias Tagor (31), warga Lk III Tanjung Racing, Desa Tanjung Rancing, Kecamatan Kayuagung, OKI. Kemudian, Abd (58) dan Roj (40), sama- sama warga Dusun Kuta Raya, Desa Kutaraya, dan Roj (40). Terakhir, Her (33), warga Kecamatan Kayuagung, OKI. 

 

Sindikat perampok asal OKI ini diduga terlibat dalam tujuh kasus sejak 2020 lalu hingga September 2022 dengan perolehan totalnya Rp 1,338 miliar. 

Aksi pertama komplotan ini, 28 Juli 2020. Melakukan perampokan di kawasan Desa Meunasah Capa, Kota Juang Bireuen. Kerugian korban Rp 50 juta. 

Kedua, 16 September 2020, perampokan di Desa Bireuen Meunasah Blang, Kota Juang, Bireuen. Kerugian korban Rp 70 juta. 

Ketiga, 3 Februari 2021, perampokan di parkiran halaman Bank Aceh Cabang Bireuen, tepatnya di kawasan Desa Pulo Ara, Kota Juang, Bireuen. Kerugian korban Rp50 juta. 

Keempat, 29 April 2021, perampokan di kawasan jalan Banda Aceh-Medan, wilayah Desa Paya Meuneng, Peusangan, Bireuen. Kerugian korban Rp48 juta lebih.

Kelima, 18 Oktober 2021, perampokan di Meunasah Reuleut, Kota Juang. 

Korban mengalami kerugian mencapai Rp 100 juta. Lalu, 22 Juni 2022, perampokan uang operasional Dayah Mudi Samalanga di depan Meunasah Kulah Batee, Desa Bandar Bireuen, Kota Juang Bireuen. Kerugian yang dialami korban Rp 320 juta. 

Terakhir, 12 September 2022, perampokan di Samarkilang Pondok Baru, Kampung Purwosari Kecamatan Bandar, Bener Meriah. Kerugian yang dialami korban Rp 700 juta. 

Informasi penangkapan keempat warga OKI ini sudah didengar aparat pemerintahan di masing-masing tempat tinggal tersangka. 

Lurah Tanjung Rancing Kecamatan Kayuagung, Monadia membenarkan kalau Ah Nov, satu dari empat tersangka perampokan yang ditangkap kepolisian Bireuen merupakan warganya. 

“Selama ini dia sebagai tukang ojek dan bekerja serabutan. Orang tuanya (ayah) juga tukang ojek. Sedangkan ibunya aktif pengajian. Kalau saudara-saudaranya dikenal bermasyarakat,” beber Monadia, Minggu 18 September 2022. 

Tak disangka kalau Ah Nov ternyata ikut dalam tindak kejahatan yang lumrah disebut “duta”. 

Lurah Kutaraya Kecamatan Kayuagung, Wisti awalnya belum mendengar informasi ada warganya yang ditangkap karena melakukan perampokan di Aceh. 

Tapi setelah mencari informasi dari perangkat lingkungan, didapat kepastian kalau tersangka Abd dan Roj memang benar warga Kutaraya. 

Sementara, Kepala Lingkungan IV Desa Kutaraya, Nora mengaku, Roj itu memang benar warga di sana dulunya. 

“Tapi sudah 2 tahun lalu dia pindah. Termasuk keluarganya juga tidak ada lagi di sini,” katanya. 

Dia sendiri tidak tahu apa pekerjaan Roj sebelum pindah karena belum lama tinggal di Kutaraya. 

Kapolres OKI AKBP Diliyanto SIK SH MH mengatakan, sejauh ini belum ada koordinasi soal penangkapan empat pelaku perampokan asal OKI dari kepolisian Bireuen. 

“Karena mereka semua ditangkap di Medan, bukan di sini dan sekarang sudah di proses di sana,” ujarnya.

Terpisah, Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH didampingi Kasat Reskrim, Kasat Intel dan KBO Reskrim menjelaskan, kelompok yang terdiri dari empat orang pria asal OKI, Sumsel sudah bolak-balik merampok di Aceh. 

“Para pelaku telah beraksi di lima kabupaten/kota di Aceh, yaitu Aceh Barat Daya, Aceh Timur, Bireuen dan Bener Meriah,” ungkapnya. 

Catatan aksi mereka itu telah dimulai sejak 2020 lalu. Khusus di wilayah Bireuen, kelompok tersebut bahkan tercatat beberapa kali menggasak uang warga mulai puluhan hingga jutaan rupiah. 

AKBP Mike Hardy menambahkan, berdasarkan banyak laporan yang masuk ke Polres Bireuen atau Polres lainnya terkait kasus perampokan uang, umumnya pelaku mengincar uang nasabah yang baru saja diambil dari bank. 

Ditambahkannya, keempat pelaku ditangkap tim gabungan di kawasan Batubara, Sumatera Utara, Selasa 13 September 2022. 

Saat itu, kawanan ini dalam perjalanan hendak kembali ke Palembang. Setelah ditangkap, digelandang ke Bireuen untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. 

Pengakuan Ah Nov yang mengaku sebagai pimpinan komplotan ini, dia berangkat dari Lhokseumawe ke Bireuen bersama beberapa orang lainnya. 

Sebelumnya dapat informasi penarikan uang di Bank Aceh Kantor Samalanga. Informasi itu didapat dari rekannya yang berada di Lhokseumawe. “Mata-mata” itu juga warga Palembang, berinisial B. 

Tugasnya memang memantau di dekat bank. Yang diincar, nasa- bah-nasabah yang menarik uang tunai dalam jumlah banyak. 

Kemudian, informasi itu disampaikan kepada Ah Nov Cs. Selain memantau, pelaku juga membuntuti nasabah itu dari Samalanga sampai ke Bireuen. 

Setiba di Bireuen, masing-masing membagi tugas dan beraksi ketika kondisi aman. 

“Saya yang melakukan aksi, memecahkan kaca mobil dan mengambil uang,” ujar Ah Nov sembari menundukkan kepala. 

Usai melakukan aksi, mereka langsung kabur ke Medan dengan maksud kembali ke Palembang.

Ditanya seberapa mudah dan sering melakukan aksi di Aceh, para tersangka mengaku hanya coba-coba saja. “Coba-coba saja,” ujar Ah Nov. 

Dari pengakuan awal, komplotan “duta” ini berbagi tugas. 

Ada yang memantau dekat bank, ada yang mengkoordinir atau beraksi. Sistem komplotan ini, usai merampok kabur tinggalkan Aceh. 

Setelah dua bulan berselang, kembali lagi dan melakukan aksi serupa dengan sasaran para nasabah yang menarik uang tunai di perbankan. 

Setelah melakukan aksi merampok uang operasional Dayah Mudi mereka kembali ke Palembang dan balik lagi setelah dua bulan berselang. 

Tepatnya pada September, mereka melakukan perampokan di Bener Meriah pada 12 September 2022. 

Saat itu kawanan ini mendapatkan hasil terbesar, Rp 700 juta. Setelah melakukan aksi mereka langsung berupaya kabur kembali ke Palembang, tapi berhasil disergap di Suma- tera Utara dan tertangkap.(uni/net)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumeks.co