Tanaman Karet Warga Mati, Terkena Luberan Limbah Pabrik PTP Mitra Ogan
Ali Robi'i saat menunjukkan limbah PTP Mitra Ogan yang mengalir di aliran sungai dan bermuara ke sungai Ogan. foto : herli yansah/okes.disway.id--
DLH OKU Berdalih BA Diambil Unit Pidsus Polres OKU
BATURAJA, OKUTIMURPOS.COM - Ali Robi'i (62), warga Dusun II, Desa Mendala, Kecamatan Peninjauan, mengeluhkan ratusan pohon karet miliknya yang baru saja ditanam mati lantaran terkena luberan limbah pabrik sawit milik PTP. Mitra Ogan.
Dari keterangan Ali Robi'i, kejadian luberan limbah mitra Ogan tersebut telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Menurut Ali, saat ini aliran sungai Kandis (nama aliran sungai kecil) yang melintas di tengah kebunnya, selama ini baik baik saja, kini tercemar oleh limbah pabrik PTP Mitra Ogan. Parahnya tatkala hujan lebat, aliran sungai yang telah bercampur dengan limbah meluap dan menggenangi sebagian kebun miliknya.
"Kejadian ini bukan baru kali ini saja. Bahkan Juni 2022 lalu saya pernah mengirimkan surat kepada PT. Mitra Ogan dan ke Dinas Lingkungan Hidup. Waktu itu memang pernah di survei ke lokasi tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup, Polres OKU dan pihak Mitra Ogan untuk mengecek kebenarannya. Waktu itu sempat di ambil sampel limbah," ujar Ali Robi'i (30/8/2022).
Dituturkan Ali, setelah itu limbah itu tak mengalir lagi. Namun, sejak awal Agustus lalu limbah kembali mengalir di aliran sungai Kandis dan jika hujan meluber hingga ke kebun miliknya. Imbasnya banyak tanaman karet dan tanaman pinang nya yang mati akibat terkena limbah.
"Saya sudah 3 kali menyulam tanaman ini karena ketika di tanam, mati. Ditanam lagi, mati lagi. Jadi saat ini saya tanam dengan bibit yang asal asalan lantaran saya tak lagi mempunyai biaya untuk membeli bibit yang baik," tutur Ali.
Ali menambahkan, disinyalir, limbah pabrik Mitra Ogan itu sengaja dibuang ke aliran sungai lantaran tak tertampung lagi oleh waduk penampungan. Parahnya, saat disampaikan ke pihak manajemen Mitra Ogan, mereka berdalih jika limbah itu tidaklah berbahaya.
"Jika tidak berbahaya, tidak mungkin pohon karet dan pinang yang saya tanam mati semua. Bahkan populasi yang hidup di air itu juga terancam. Sebab limbah ini telah menyatu dengan aliran air dan mengalir hingga kesungai Ogan," tambahnya.
Ali berharap ada penyelesaian dari pihak PTP Mitra Ogan terkait permasalahan tersebut. Dikhawatirkan, jika kondisi seperti ini terus berlanjut, warga yang terdampak bisa saja melakukan hal yang tidak diinginkan.
"Kita cuma minta limbah ini jangan lagi mencari kebun kami, itu saja," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten OKU, Novriansyah ST MM melalui Kabid PPLH, Febrianto Kuncoro, saat dikonfirmasi portal informasi terkait hasil kunjungan tim pada 22 Juni 2202 lalu tak memberikan uraian pasti. Menurut Febrianto, hasil dari kunjungan ke lokasi itu dituangkan dalam berita acara (BA). Hasilnya sudah diambil oleh Unit Pidsus Polres OKU.
"Hasilnya sudah ada, namun sudah diserahkan ke unit Pidsus Polres OKU karenakan mereka yang buat aduan ke kita. Namun kalau bisa besok saja kekantor untuk konfirmasinya lebih jelasnya," ujar Pebrianto saat di hubungi melalui saluran telpon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan lapangan