Kaum Sufi Berpolitik, Kita pun Harus
KH Imam Jazuli Lc MA--
Atau, para Waliyullah tidak pernah mundur untuk terus mendukung dari belakang para politisi menduduki jabatan strukturak, seperti keteladanan Dewan Walisongo dengan Raden Fatah. Keteladanan para wali dalam terjun ke politik praktis ini perlu terus dilestarikan oleh umat muslim, khususnya di Indonesia. Membiarkan kekuasaan politik praktis jatuh ke tangan orang yang tidak tepat adalah pikiran dan perilaku yang salah.
Rasulullah saw telah bersabda: “idza wussidal amru ila ghairi ahlihi fantazhirus sa'ah." Apabila sebuah urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya maka tinggal menunggu waktu kehancuran (HR. Bukhari).
Hadis di atas mengajarkan kita betapa pentingnya urusan tertentu, apalagi urusan negara, dipasrahan kepada orang yang tepat. Orang yang tepat itu antara lain adalah para kekasih Allah, kaum sufi yang sejak awal sudah banyak berjasa pada politik islam.
Kita sebagai warga Nahdliyyin khususnya, yang memiliki keyakinan penuh terhadap para waliyullah sebagai kekasih Allah, tentu sudah menjadi kewajiban untuk terjun ke politik praktis, seperti yang sudah dicontohkan mereka.[*]
*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: disway.id
