Menurut Sidig, spora yang dihasilkan oleh bakteri antraks dapat hidup selama 40-80 tahun di dalam tanah dan mampu bertahan dalam suhu berapapun sehingga tetap berbahaya walaupun telah dimasak/direbus.
Sidig menunjukkan data, di Gunungkidul setiap tahunnya selalu ditemukan kasus antraks pada manusia, yang didominasi penyakit antraks dengan gejala lesi (kerusakan) kulit.(Ril)
Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong menyimak sosialisasi dari Polda DIY, DPKH dan Dinkes Gunungkidul di RM. Gubug Ndeso, Selasa 23 Juli 2024