"Konsepnya ini mirip GSMP, mengajak kita mengubah mindset agar masjid dapat dimanfaatkan untuk menjadi pusat ekonomi," jelasnya.
Dijelaskannya martbooth ini merupakan kontainer mini yang bisa dimanfaatkan pengurus masjid dan marbot untuk menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat di sekitar lingkungan masjid. Diharapkan ini menjadi sarana bagi pengunjung untuk berekonomi sekaligus menggali ilmu di masjid dengan tagline ngaji dan ngopi.
Selain itu penyediaan martbooth ini juga diharapkan dapat memperluas inklusi keuangan, di mana pihaknya berharap marbot atau pengurus masjid juga bisa menjadi mitra BSB.
Sementara itu Ketua Yayasan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Kgs H Abdul Razak mengatakan sebenarnya pihak yayasan sudah beberapa kali mencoba melakukan penataan para pedagang yang telah sejak lama berdagang di masjid ketika hari besar salah satunya hari Jumat.
"Alhamdulillah dalam proses itu kita dibantu Bank Sumsel dan menjadi lancar seperti ini. Ini sesuai visi misi kami bahwa para pedagang ini memang bagian dari masjid sejak lama," tuturnya.
Iapun berharap tahapan ini menjadi momen untuk semakin memakmurkan masjid dan masyarakat sekitar. “Mereka yang mendapatkan bantuan ini juga kita adakan pembinaan agar dapat berdagang dan meningkatkan ibadah," jelasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif KDEKS HM Kholid Mawardi, Kepala OJK Regional 7 Untung Nugroho, Ketua MUI Sumsel Prof Dr KH Aflatun Muhtar, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumsel Dr KA Bukhori, Kepala Kantor Kemenag Kota Palembang H Abdul Rosyid SAg. (*/hum)