TIKA harus menelusuri ''jalan dajjal'' itu selama hampir tiga jam. Minggu pagi kemarin.
Akhirnya Tika, wartawati kita, menemukan rumah pemuda bernama Bima itu. Yakni, yang TikTok-nya membuat seorang presiden sampai meninjau jalan rusak di pedalaman Lampung (Lihat Disway kemarin).
Bima menyebut Lampung itu provinsi Dajjal. Salah satunya terlihat dari hancurnya jalan di Lampung. Hancur abadi. Sudah puluhan tahun.
Dan saya minta Tika tetap beriman ketika harus menelusuri ''jalan dajjal'' itu. Tika sebenarnya wartawan TV di grup Radar Lampung. Tapi tulisannya baik. Tika sendiri tinggal di desa Muji Rahayu, sekitar 55 km dari rumah Bima. Beda Kabupaten. Tika di Lampung Tengah. Itu pun bagian barat. Jauh di barat ruas jalan tol Lampung-Palembang.
Rumah Bima di Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur. Sudah dekat ke Taman Nasional Way Kambas.
Tiga jam berkendara, Tika dapat obatnya: di rumah itu ditemui ibunda Bima dengan hangat. Rumah Bima seperti rumah orang tua Tika: di kampung. Punya halaman. Di jalan antar kecamatan. Lantai rumahnya sudah keramik.
"Bima itu termasuk anak manja....," ujar sang ibu. "Bima dekat sekali dengan saya," tambahnyi. Pun kalau sang ibu tidak sedang di rumah Bima suka memanggil ibunya agar pulang.
Semula Tika disambut oleh kakak perempuan Bima: Anggun Spikiatul. Bima memang hanya dua-bersaudara dengan Anggun. Tika pun diminta masuk ruang tamu.
Sesaat kemudian sang ibu muncul di ruang tamu: Sringatun. Sedang ayah Bima, Juliman Rumbiono, pamit untuk pergi ke masjid: tiba saatnya salat duhur.
Tika pun ngobrol soal Bima dengan dua wanita itu.
"Kalau pulang ke kampung Bima jarang keluar rumah. Ia lebih sering di depan laptopnya," ujar sang ibu. "Kalau pun keluar rumah paling ke masjid," tambahnyi.
Ayah Bima selalu mengajarkan ke Bima untuk salat di masjid. "Laki-laki harus salat di masjid," ujar sang ibu.