BELITANG, OKUTIMURPOS.COM - Musim tanam di ahir tahun 2022, petani sawah tadah hujan (STH) di kabupaten OKU Timur berharap agar tidak terjadi kelangkaan pupuk.
Kekhawatiran ini dinilai wajar, mengingat setiap musim tanam serentak selalu terjadi kelangkaan pupuk. Saat musim tanam serentak, permintaan pupuk selalu meningkat, sehingga petani seringkali kesulitan saat ingin mendapatkan pupuk. Hal ini tentunya menimbulkan rasa kekhawatiran dan kerisauan bagi petani khususnya yang tidak memiliki modal besar.
“Sekarang ini sebagian petani memang sudah melakukan tanam. Apalagi nanti saat umur tanaman padi sudah umur satu bulan dimana petani banyak yang butuh pupuk,” ujar Ediyanto (40), petani padi sawah tadah hujan, warga Kecamatan Belitang.
Menurut Ediyanto, dalam kebutuhan pupuk petani di wilayahnya kebanyakan tergantung pemegang modal. Artinya sebagai kelompok tani harus mengajukan Rencana Definitif Kerja Kelompok (RDKK) dan itu bagi yang mempunyai modal.
"Namun bagi yang tidak masuk kelompok terpaksa berusaha sendiri agar mendapatkan pupuk,” ungkapnya. Untuk itu, tidak heran bila petani yang diluar kelompok tani sambungnya, terkadang kesulitan mencari pupuk. Masalahnya tidak semua petani menjadi anggota kelompok tani.
"Sedangkan yang di RDKK biasanya disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kelompok tani tersebut,” terangnya.
Kondisi yang sama juga dirasakan, Sukarno (55) anggota kelompok tani asal Kecamatan Belitang II menurutnya bukan hanya petani yang diluar kelompok saja yang mengalami kesusahan mendapatkan pupuk, melainkan yang tergabung dalam kelompok tani pun seringkali kesulitan.
“Kami saja sebagai anggota kelompok terkadang juga tidak mendapat pupuk. Hal itu disebabkan pada saat pengajuan RDKK dan penebusan pupuk modalnya tidak cukup maka bukan rahasia umum lagi pemegang modal itulah yang menguasainya,” ucapnya.(dira)